Oleh : intan nur k (indi)
Perguruan tinggi : akper yappi sragen
Skill lab
A.
Fase
Orientasi
1.
Memberi salam
=> Assalamualaikum ibu/bapak
2.
Memeprkenalkan diri
=> perkenalkan, saya adalah perawat intan nur
3.
Menjelaskan tujuan
tindakan => sekarang, saya akan melakukan pemeriksaan di area abdomen
atau perut ibu/bapak. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada gangguan ataupun
kelainan di sistem pencernaan ibu/bapak.
4.
Menjelaskan langkah
Prosedur => prosedurnya nanti, saya akan melakukan pengamatan(inspeksi), kemudian mendengarkan (auskultasi) pergerakan usus dengan stetoskop dan
memberi ketukan di beberapa area di perut bapak (perkusi
dan palpasi).
5.
Menanyakan kesiapan
pasien => apakah ibu/bapak sudah siap ?
B.
Fase
Kerja
1.
Mencuci tangan =>
ibu/bapak, izinkan saya cuci tangan terlebih dahulu.
2.
Mengatur posisi
pasien supinasi => ibu/bapak, apakah posisinya sudah nyaman ?
3.
Membuka baju daerah
abdomen => permisi ibu/bapak, saya akan membuka baju ibu/bapak untuk
memudahkan pemeriksaan.
4.
Melakukan inspeksi (melihat) dari depan dan samping pasien =>
- pemeriksa berada di sebelah kanan penderita
-perhatikan
kesimetrisan abdomen pada saat respirasi
-inspeksi tanda luka,
umbilical, dan dinding abdomen.
===>Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan
seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:
===Keadaan kulit;
warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun pada
orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas
garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan
lokasinya), striae (gravidarum/ cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah
vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).
===Besar dan bentuk
abdomen; rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).
===Simetrisitas;
perhatikan adanya benjolan local (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista
ovarii, hidronefrosis).
===Gerakan dinding
abdomen pada peritonitis terbatas.
===Pembesaran organ
atau tumor, dilihat lokasinya dapat diperkirakan organ apa atau tumor apa.
===Peristaltik;
gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding
abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).
===Pulsasi; pembesaran
ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di
daerah epigastrium dan umbilical.
====> Perhatikan juga
gerakan pasien:
- Pasien sering merubah posisi ? adanya obstruksi usus.
- Pasien sering menghindari gerakan ? iritasi peritoneum generalisata.
- Pasien sering melipat lutut ke atas agar tegangan abdomen berkurang/ relaksasi ? peritonitis.
- Pasien melipat lutut sampai ke dada, berayun-ayun maju mundur pada saat nyeri ? pankreatitis parah.
5. Melakukan Auskultasi untuk memastiak adanya bisisng di usus dg
waktu >< 30 detik, normalnya 8-30/menit => selanjutnya,
saya akan memeriksa perut ibu/bapak dengan stetoskop.apakah ibu/bapak tadi
sudah makan ?
Ket :
- letakkkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat kwadaran abdomen dan dengan suara peristaltik aktif dan suara mendeguk (gurgling) yang secara normal terdengar setiap 5 sampai 20 detik dengan durasi kurang atau lebih dari satu detik
- frekuensi suara tergantung pada status pencernaan atau ada dan tidaknya makanan dalam saluran pencernaan. dalam pelaporannya suara usus dapat dinyatakan dengan : terdengar, tidak ada /hipoaktif, sangat lambat (misalnya hanya terdengar sekali setiap satu menit), dan hiperaktif atau meningkat (misalnya terdengar setiap 3 detik).
- bila suara usus terdengar jarang sekali / tidak ada maka sebelum dipastikan dengarkan dahulu selama tiga sampai lima menit
===> Kegunaan
auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh
darah. Dilakukan selama 2-3 menit.
- Mendengarkan suara peristaltic usus.
Diafragma stetoskop
diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen.
Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam
usus. Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit.
Bila terdapat
obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit (borborigmi). Bila
obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih
tinggi seperti dentingan keeping uang logam (metallic-sound).
Bila terjadi
peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai
hilang.
- Mendengarkan suara pembuluh darah.
Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau
kedua fase. Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic
bruit). Pada hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di
daerah epigastrium.
6. Melakukan perkusi=> Permisi ibu/bapak, saya akan mengetuk
beberapa bagian perut ibu/ bapak. Rileks ya bu/pak.
=> Untuk memperkirakan ukuran hepar, adanya
udara pada lambung dan usus (timpani atau redup)
=> Untuk mendengarkan atau mendeteksi
adanya gas, cairan atau massa dalam perut
=> bunyi perkusi pada perut yang normal
adalah timpani, tetapi bunyi ini dapat berubah pada keadaan-keadaan tertentu
misalnya apabila hepar danlimpa membesar, maka bunyi perkusi akanmenjadi redup,
khususnya perkusi di daerah bawah arkus kosta kanan dan kiri.
- perkusi dimulai dari kwadran kanan atas kemudian bergerak searah jarum jam
- perhatikan reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan
- lakukan perkusi pada area timpani dan redup
- suara timpani memiliki ciri nada lebih tinggi dari pada resonan, yang mana suara ini dapat didengarkan pada rongga atau organ yang berisi udara
- suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar dari pada resonan. suara ini dapat didengarkan pada masa padat misalnya keadaan acites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada pembesaran atau tumor hepar dan limfe.
===> Perkusi berguna untuk
mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya
hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan
(kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara
bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani
(organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang
padat).
7.melakuakan
palpasi pada 4 kuadran (posisi kaki di tekuk) => kakinya mohon di
lipat ya bu/pak. *melakukan palpasi ringan dengan
menekan bagian perut pelan”---kemudian palapasi dalam dengan menekan perut agak
dalam*
Ket :
PALPASI
=> untuk memperkirakan gerakan usus dan
kemungkinan adanya gangguan vaskular
=> dilakukan sebelum perkusi dan palpasi
karena dapat mempegaruhi kualitas dan kuantitas bising usus.
=> auskultasi dapat dilakukan dengan
meletakkan diafragma stetoskop pada semua kwadran atau salah satu kwadran.
. PALPASI
=> Palpasi merupakan metode yang dilakukan
paling akhir pada pengkajian perut
=> Palpasi dapat dilakukan secara palapsi
ringan atau palpasi dalam tergantung pada tujuannya
=> Palpasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui bentuk, ukuran, dan konsistensi organ-organ dan struktur-struktur
dalam perut (intra abdominal)
=> Palpasi ringan dilakukan untuk
mengetahui area-area nyeri tekan, nyeri superficial, dan adanya massa
=> Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui
keadaan hepar, lien, ginjal, dan kandung kemih.
A. Palpasi Hepar
- berdirilah disamping kanan pasien
- letakkan tangan kiri anda pada torak posterior kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12
- tekankan tangan kiri tersebut keatas sehingga sedikit mengangkat dinding dada
- letakkan tangan kanan pada atas bawah tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk sudut kira-kira 450 dengan otot rektus abdominal dengan jari-jari kearah tulang rusuk
- sementara pasien ekhalasi, lakukan penekanan sedalam 4-5 kearah bawah pada batas bawah tulang rusuk
- jaga posisi tangan anda dan suruh pasien inhalasi / menarik nafas dalam
- sementara pasien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda yang secara normal terasa dengan kontur regular. bila hepar tak terasa/teraba dengan jelas, maka suruh pasien untuk menarik nafas dalam, sementara anda tetap mempertahankan posisi tangan atau memberikan tekanan sedikit lebih dalam. kesulitan dalam merasakan hepar ini sering dialami pada pasien obesitas
- bila hepar membesar, maka lakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk kanan. catat pembesaran tersebut dan nyatakan dengan berapa cm pembesaran terjadi di bawah batas tulang rusuk
B. Palpasi Ginjal
secara anatomis lobus atas kedu ginjal
menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi. ginjal kanan normalnya
lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri. ginjal kanan terletak sejajar
dengan tulang rusuk ke 12 dan ginjal kiri sejajar dengan tulang rusuk ke 11.
ginjal orang dewasa pada umumnya mempunyai ukuran panjang 11 cm, lebar 4-7 cm,
dan tebal 2,5 cm. dalam melakukan palpasi ginjal maka posisi pasien diatur
supinasi dan perawat yang melakukan palpasi berdiri di sisi kanan pasien.
langkah kerja palpasi ginjal adalah :
- dalam melakukan palpaso ginjal kanan, letakkan tangan kiri anda dibawah panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior.
- letakkan tangan kanan anda pada dinding perut anterior pada garis midklavikularis dari pada tepi bawah batas kosta
- tekankan tangan kanan anda secara langsung keatas sementara pasien menarik nafas panjang. pada orang dewasa yang normal ginjal tidak teraba tetapi pada orang yang snagat kurus bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan
- bila ginjal teraba rasakan mengenai kontur (bentuk), ukuran, dan adanya nyeri tekan
- untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan disisi seberang tubuh pasien, dan letakkan tangan kiri anda dibawah panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
====> Beberapa pedoman untuk
melakukan palpasi, ialah:
- Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru.
- Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan. Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari. Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen.
- Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.
- Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah spasme volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu adalah spasme sejati.
- Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimana tangan kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di bagian depan dinding abdomen.
- Pemeriksaan ballottement; cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites. Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul. Teknik ballottement juga dipakai untuk memeriksa ginjal, dimana gerakan penekanan pada organ oleh satu tangan akan dirasakan pantulannya pada tangan lainnya.
- Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/ besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/ mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya. Sebaiknya digambarkan skematisnya.
8. Mengukur Lingkar perut dengan meteran dan mencuci tangan
C.
FASE
TERMINASI
1.
Melakukan Evaluasi
Tindakan => dari pemeriksaan yang telah saya lakukan tadi, saya tidak
menemukan kelainan ataupun gangguan di sistem pencernaan ibu/bapak.
2.
Rencana Tindak
Lanjut => jadi, untuk rencana tindak lanjutnya, apabila ada keluhan
atau rasa sakit, mohon untuk menghubungi saya kembali di ruang perawat. Kami
siap membantu.
3.
Berpamitan =>
semoga lekas sembuh ya bu/pak. Wassalamualaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar