Posted by : Intan Nur K
Akper Yappi....Just Do
Care
Oleh : Siti Rofiatun Rosida, SKep.
DEMAM TYPHOID
. DEFINISI
•
Adalah penyakit infeksi akut usus halus dimana
disfungsi kandung empedu merupakan predisposisi untuk terjadinya carrier
•
Carrier : orang yang sembuh dari thypoid &
masih terus mengekskresi S. typhi dalam tinja dan air kencing selama ≥ 1 tahun
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang
menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa,
salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara fecal, oral melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi
B. DISTRIBUSI
1. Geografi
Banyak
dijumpai di negara-negara berkembang , daerah tropis, karena kurang penyediaan
air bersih, sanitasi lingkungan & kebersihan individu kurang baik
2. Musim
Tinggi
kasus pada musim hujan, tinggi musim peralihan, tinggi musim kemarau, tidak
dipengaruhi musim dan iklim
3. Jenis Kelamin
Tidak
ada perbedaan insiden antara pria dan wanita
4. Umur
Insiden
tertinggi pada anak-anak
Umur
12 ke bawah : 70 – 80 %
Umur
12 – 30 th : 10 – 2 %
Umur
30 – 40 th : 5 – 10 %
A. ETIOLOGI
•
Penyebab demam typhoid/para typhoid adalah : S.
typhi, S. paratyphi A & S. paratyphi B
ada
dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan
pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan
masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih
dari 1 tahun.
Penularan
salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5
F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah),
Fly (lalat), dan melalui Feses.
.
.
.
MANIFESTASI KLINIK
1.Masa tunas demam 10
– 14 hari (minggu I), muncul gejala :
- Demam
- Nyeri kepala
- Pusing
- Nyeri otot
- Anoreksia
- Mual, muntah
- Obstipasi/diare
- Dyspepsia
- Batuk
- Epistaksis/mimisan
2. Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa :
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa :
a. demam,
b. bradikardi,
c. lidah yang khas
(putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
d. hepatomegali,
e. penurunan kesadaran
KOMPLIKASI
Komplikasi Intestinal :
Perdarahan
usus
Perforasi
usus
Neuroparalitik
Komplikasi
ekstra intestinal
=>Komplikasi ekstra intestinal
Cardiovaskuler : miokarditis, tombosis &
tromboflebitis
Darah : aneia hemolitik, trombositipenia
Paru : Premonia, empiema &
pluritis
Hepar
& kandung empedu : hepatitis & kelesistitis
Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis
& perinefritis
Bone : osteomielitis, periostitis,
spondilitis, & artritis
Neuropsikiatnik : delium, meningismus, meningitis,
psikosis
E. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan Laboratorium :
Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik
terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga
terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji
widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya
aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid.
=>Akibat infeksi oleh
salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan
antigen O (berasal dari tubuh kuman).
Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan
antigen H (berasal dari flagel kuman).
Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan
antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
=>Pemeriksaan SGOT
DAN SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
PENGOBATAN
1. Perawatan : isolasi, bedrest total selama 7 hr atau ± 14
hr
2. Diet :
Diet
yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
Pada
penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
Setelah
bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
Dilanjutkan
dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3. Obat : kloram Fenikol, Kontrimoxazol,
Ampicilline, amoxicilline
A. Pengkajian
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
Riwayat
Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
Riwayat
Psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
Pola
Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme :
Pola nutrisi dan metabolisme :
Biasanya
nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.
Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur
Selama
sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada
perutnya, mual, muntah, kadang diare.
Pemeriksaan
Fisik………….
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran
dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
Tanda
- tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kaki
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi),
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi),
disamping
itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena
peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan
nutrisi yang dibutuhkan.
Demam
•
Pada kasus yang khas, demam dapat berlangsung 3
minggu. Demam bersifat febris remitten dan suhu yang tidak terlalu tinggi
•
Pada minggu pertama : suhu tubuh naik setiap
hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari.
•
Pada minggu ke 2 : demam masih berlangsung
Pada munggu ke 3 : suhu
berangsur-angsur turun dan akhirnya normal kembali
=>Diagnosa Keperwatan 1 :
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Suhu tubuh normal
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
Observasi
suhu tubuh klien
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
Beri
kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal
bila terjadi panas
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
Anjurkan
keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun
Rasional : menjaga kebersihan badan
Rasional : menjaga kebersihan badan
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
=>Diagnosa Keperawatan 2. :
Resiko
tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
Kaji
pola nutrisi klien
Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
Kaji
makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.
Anjurkan
tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
Anjurkan
klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan yang dianjurkan dan yang tidak boleh dikonsumsi.
Rasional : mengetahui makanan yang dianjurkan dan yang tidak boleh dikonsumsi.
=>Diagnosa Keperawatan 3 :
Kurangnya
pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
Kaji
sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
Beri
pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.
Beri
kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum
dimengerti
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.
Beri
reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat
Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya
Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya
Gangguan
aktivitas dan istirahat s/d pembatasan aktivitas (keharusan bedrest)
Intervensi :
•
Anjurkan pasien untuk bedrest total sampai
dengan 2 minggu setelah suhu normal
•
Informasikan kepada pasien, boleh duduk setelah
suhu normal
•
Jika setelah 2 minggu tidak panas lagi, pasien
boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan
•
Batasi aktifitas selama bedrest
•
Penuhi kebutuhan personal higiene selama pasien
bedrest
•
Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan eleminasi
- Kurang pengetahuan s/d keterbatasan informasi yang di miliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar