Posted by
: Intan nur k
Dosen : Warti
Ningsih, S.Kep. Ns
DOKUMENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
-
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah
keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan masyarakat tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat
-
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data,
dimana menurut NANDA diartikan sebagai “definisi karakteristik” -- > tanda dan gejala
-
Tanda --
> sesuatu yang dapat diobservasi
-
Gejala --
> sesuatu yang dirasakan oleh klien
LANGKAH – LANGKAH MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Klasifikasi dan
analisa data
2. Interpretasi
data
3. Validasi data
4. Perumusan diagnosa
keperawatan
1. KLASIFIKASI
DAN ANALISA DATA
-
Data -- > diperoleh
dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standart kriteria yang sudah ada
-
Pengelompokan data adalah: mengelompokkan data – data
klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya
-
Setelah data dikelompokkan -- > mengidentifikasi masalah keperawatan
klien dan merumuskannya
2. INTERPRETASI/
IDENTIFIKASI KELEBIHAN & MASALAH KLIEN
-
Menentukan kelebihan klien --
> klien memenuhi standart kriteria kesehatan, klien memiliki
kelebihan dalam hal tertentu -- >
dapat digunakan u/ meningkatkan/ membantu memecahkan masalah klien
-
Menentukan masalah klien --
> klien tidak memenuhi standart kriteria -- > keterbatasan kesehatan & memerlukan
pertolongan
-
Menentukan masalah klien yang pernah
dialami -- > menentukan masalah potensial klien
-
Penentuan keputusan
penentuan kesimpulan
= = Tidak ada masalah (no
problem) tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan)
-tidak ada indikasi respon keperawatan
-
meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
-
adanya inisiatif promosi kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal
== Masalah yang kemungkinan
(possible problem)
-
kumpulkan data yang lengkap u/ memastikan ada/tidaknya masalah yang diduga
== Masalah aktual atau resiko atau
sindrom
-
tidak mampu merawat krn kx menolak masalah & pengobatan
-
mulai desain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi u/ mencegah, menurunkan,
atau menyelesaikan masalah
== Masalah kolaboratif
-
konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional yang kompeten dan bekerja secara
kolaboratif
3. VALIDASI DATA
-
Validasi data yang ada secara akurat
-
Lakukan bersama klien/ keluarga dan atau masyarakat
-
Validasi dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan dan
pernyataan yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi
data.
4. MERUMUSKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
dapat bersifat:
-
aktual
-
resiko
-
sindrom
-
kemungkinan
-
welness
KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gordon menjelaskan ada 3
komponen diagnosa keperawatan:
1.
Masalah kesehatan – keperawatan yang disebut PROBLEM
(P):
-
Carpenito menjelaskan dua bentuk masalah kesehatan
yaitu:
Diagnosa keperawatan dan diagnosa problem
>Diagnosa
keperawatan bila dapat ditanggulangi secara mandiri oleh perawat melalui intervensi
independent.
>Masalah kolaborasi
bila perawat dalam menanggulangi melalui kerjasama
dengan tim lain dengan intervensi
interdependent
2.
Penyebab masalah à ETIOLOGI (E)
> identifikasi penyebab yang akurat menjadi petunjuk
intervensi keperawatan
> jika terjadi kesalahan dalam menentukan penyebab tindakan
keperawatan menjadi tidak efektif dan efisien
>penulisan etiologi meliputi unsur PSMM
P : Patofisiologi dari penyakit
S : Situasional (keadaan lingkungan perawatan)
M :
Medication (pengobatan yang diberikan)
M :
Maturasi (tingkat kematangan/ kedewasaan klien)
-
Patofisiologi --
> Semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan atau
mendukung masalah
-
Situasional -- >
kurangnya pengetahuan, isolasi sosial, kurangnya penjelasan dari petugas
kesehatan
-
Medication -- > keterbatasan RS -- > tidak sanggup memberikan perawatan
-
Maturational --
> remaja (tergantung dengan kelompok), dewasa muda (menikah, hamil,
orangtua), dewasa (tekanana pekerjaan) .
-
3.
Kelompok tanda dan gejala --- > SIGN/ SYMPTOM (S/S)
-- > Definisi Karakteristik
penting
untuk meyakinkan keberadaan masalah kesehatan
PERUMUSAN DIAGNOSA
- Perumusan diagnosa keperawatan dalam prosesnya menggunakan
proses pemecahan masalah dengan rangkaian/ langkah – langkah:
1.
identifikasi masalah
2. mencari
& meneliti -- > tentukan etiologi
3.
menentukan tanda dan gejala dari masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAPAT DIRUMUSKAN
DALAM BENTUK
-
Diagnosa keperawatan =
P + E
+ S
atau
-
Diagnosa keperawatan =
P + E
KATEGORI DIAGNOSA KEPERAWATAN
(menurut NANDA, (2012-2014))
A. Diagnosa
keperawatan AKTUAL
Yaitu diagnosa keperawatan yang
menjelaskan bahwa masalah nyata saat ini sudah
terjadi sesuai dengan tanda dan gejala yang ditemukan
-
Syarat : diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur
PES
-
Contoh:
Tidak efektifnya
bersihan jalan nafas sehubungan dengan akumulasi sekret yang ditandai:
-
RR: 32x/menit
-
ada pernafasan cuping hidung
-
cyanosis
-
retraksi intercostae +
-
ronchi +
B. Diagnosa
keperawatan RESIKO
-
Menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata
kemungkinan besar terjadi pada individu, keluarga atau komunitas yang rentan.
-
Syarat: diagnosa keperawatan resiko ada unsur PE
-
Masalah belum ada, tetapi etiologi dan faktor resiko
sudah ada
C. Diagnosa
keperawatan
PROMOSI KESEHATAN
-
Penilaian klinis mengenai motivasi seseorang,
keluarga, kelompok atau komunitas dan keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan serta mewujudkan potensi kesehatan manusia.
-
Contoh:
Kesiapan meningkatkan koping
Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
D. Diagnosa
keperawatan “WELLNESS”
Tidak ada lagi semua diagnosa wellnes masuk ke golongan diagnosa PROMOSI
KESEHATAN
E. Diagnosa
keperawatan
SYNDROME
SYNDROME
-
Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul
karena suatu kejadian/ situasi tertentu
-
Manfaat diagnosa keperawatan syndrome adalah agar
perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan
pengkajian dan tindakan keperawatan
Contoh:
1. Sindrom pasca trauma
2. Sindrom stress akibat
perpindahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar