Posted by : Intan Nur K
ASKEP
PASIEN DENGAN OSTEOMYELITIS
KUNARYANTI,
S.Kep.,Ns
Pendahuluan
•
Infeksi
tulang bisa menjadi kronis yg akan mempengaruhi kualitas hidup dan kehilangan
ekstremitas.
•
Infeksi
tulang lebih sulit disembuhkan karena keterbatasan asupan darah, respon
jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan,&pembentukan
involukrum (pembentuk tulang baru disekeliling telah mati)
Definisi
v Osteomyelitis merupakan infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat
disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (m. tuberkulosa, jamur).
v Osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang mencakup
sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik.
v Osteomielitis adl infeksi jaringan tulang yg dpt timbul akut atau kronik.
Klasifikasi Osteomyelitis
Berdasarkan
macamnya, osteomielitis dibagi mjdi 2
yaitu:
- Osteomielitis Primer.
–
Penyebarannya
secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan
beredar melalui sirkulasi darah.(tonsil,gigi yg terinfeksi, ISPA) dll.
2. Osteomielitis Sekunder.
–
Terjadi
akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, jerawat, luka
fraktur dan sebagainya.
Berdasarkan
Lama Infeksi, Osteomielitis Terbagi Mjdi 3, Yaitu:
1. Osteomielitis akut
Ø Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak
infeksi pertama/sejak penyakit pendahulu timbul.
Ø Osteomielitis akut ini biasanya terjadi sebagai komplikasi dari
infeksi didlm darah.
a. Osteomielitis
hematogen
–
Merupakan
infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Disebabkan oleh
penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.
b.
Osteomielitis direk
–
Disebabkan
oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri yang menyebar akibat
trauma atau sepsis setelah prosedur
pembedahan.
- .. Osteomielitis sub-akut
Ø Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak
infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
- Osteomielitis kronis
Ø Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam > 2 bulan
sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
Ø Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang
dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis
kontangiosa), Ex: osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
Etiologi
- Infeksi yang disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah)
ü Ex: staphylococcus aureus, Salmonella typhosa, pneumococcus,
pseudomonas aeroginosa, Brucella, haemopylus influensae, bakteri coli dll
- Osteomyelitis akibat penyebaran infeksi disekitarnya/kontaminasi
ü Ulkus dekubitus, fraktur terbuka, cidera traumatik.
- Klien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis
ü Orang yang nutrisinya buruk, lansia , kegemukan, penderita DM
Manifestasi klinis
1)
Infeksi
yang dibawa oleh darah
–
Septikemia (mengigil, demam tinggi, denyut nadi cepat, malaise)
–
Jika
infeksi sudah menyebar sampai jaringan lunak dan periosteum maka akan nyeri,
bengkak&sangat nyeri tekan, nyeri berdenyut semakin memberat dg tekanan pus
yg terkumpul.
2)
Osteomielitis
akibat penyebaran dari infeksi disekitarnya/kontaminasi langsung
–
Tdk
trjdi gejala septikemia tapi daerah yg terinfeksi membengkak, hangat, nyeri dan
nyeri tekan.
3)
Osteomielitis
Kronik
–
Adanya
pus yg selalu mengalir keluar dari sinus/ mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, pembengkakan & pengeluaran pus.
Pemeriksaan Penunjang
1)
Pemeriksaan
laboratorium darah
•
Sel
darah putih me ↑ sampai 30.000 gr/dl
2)
Pemeriksaan
titer antibody – anti staphylococcus
•
Pemeriksaan
kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji
sensitivitas
3)
Pemeriksaan
feses
•
dilakukan
apabila tdpt kecurigaan infeksi oleh B. salmonella
4)
Pemeriksaan
biopsy tulang
•
Mrpkn
proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk serangkaian
tes.
5)
Pemeriksaan
ultra sound
•
Yaitu
pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.
6)
Pemeriksaan
radiologis
•
Mengetahui
kelainan/kerusakan tulang dll.
Komplikasi
•
DINI
:
1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang
terjadi)
2) Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai
tulang yang mendasarinya sembuh
3) Atritis septik
•
LANJUT
:
1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat &
penurunan fungsi tubuh yg terkena
2) Fraktur patologis
3) Kontraktur sendi
4) Gangguan pertumbuhan
Penatalaksanaan
- Pengobatan suportif dg pemberian infus
- Pemeriksaan biakan darah (utk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika yang terbaik)
- Perawatan luka
- Antibiotika
- Secara parenteral (2-6 minggu)
- Secara oral (sampai 3 bulan)
- Immobilisasi anggota gerak (utk mengurangi ketidaknyamanan&mencegah trjdinya fraktur)
- Pembedahan
- Indikasi untuk melakukan pembedahan yaitu:
- Adanya abses
- Rasa sakit yang hebat
- Adanya sequestrum (jaringan tulang mati)
- Bila dicurigai adanya perubahan ke arah keganasan
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.
Identitas
pasien
2.
Riwayat
keperawatan
a.
Riwayat
kesehatan sekarang (apakah pasien mengalami pembengkakan, nyeri dan demam)
b.
Riwayat
kesehatan masa lalu (identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,
infeksi)
c.
Riwayat
kesehatan keluarga (apakah dlm keluarga menderita penyakit keturunan)
d.
Riwayat
psikososial (apakah depresi, stres, marah)
3.
Kebiasaan
sehari-hari (pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktivittas
4.
Pemeriksaan
fisik
Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut/kronik berhubungan dengan agen cerdera biologis/fisik (inflamasi, pembengkakan, cidera, trauma, fraktur dll)
- Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
- Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan: immobilisasi
- Hipertermia berhubngan dengan proses inflamasi
Intervensi
No
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan & kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasiona;
|
1
|
Nyeri akut/kronik berhubungan dengan agen cerdera biologi/fisik
(inflamasi, pembengkakan, cidera, trauma, fraktur dll)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
berkurang atau hilang.
KH:
Suhu dalam batas normal (36°C-37°C)
|
1.Kaji karakteristik atau nyeri
(PQRST)
2.Atur posisi immobilisasi pada daerah nyeri sendi/nyeri ditulang
yg mengalami infeksi
3.Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor penyebab
4.Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi intensitas nyeri
5.Kolaborasi dg dokter untuk pemberian analgetik
|
1.Untuk mengetahui nyeri pasien/respon subjektif
2.Immobilisasi yg adekuat dpt mengurangi nyeri pd nyeri sendi/nyeri
ditulang yg mengalami infeksi.
3. Untuk mengetahui faktor pencetus nyeri
4.Utk melancarkan peredaran darah dan mengurangi nyeri
5.Untuk mengurangi nyeri
|
2
|
Kerusakan moilitas fisik berhubungan dengan nyeri
|
Setelah ilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
mobilitas fisik pasien mampu beradaptasi&mempertahankan mobilitas
fungsionalnya.
KH:
|
1.Kaji
derajaat atau tingkat mobilitas pasien
2.Lindungi
tulang dg alat immobilisasi
3.Berikan
posisi yang nyaman dan ubah posisi secara periodik
4.Kolaborasi dengan ahli terapi fisik sesuai
indikasi
|
1.Untuk
mengetahui tingkat mobilitas pasien
2.Agar
dapat mengontrol aktivitas sehari-hari
3.Supaya
pasien menjadi nyaman dan tidak terjadi kontraktur
4.Untuk
mempertahankan/meningkatkan mobilitas
|
3
4
|
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek
pemmbedahan:immobilisasi
Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan
integritas kulit teratasi
KH:
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam hipertermia dapat teratasi
KH:
|
1.Kaji
kerusakan kulit dan keadaan luka pasien
2.Lakukan
perawatn luka dengan teknik steril
3.Tutup
luka dengan kasa steril/ kompres dengan NaCl
4.Kolaborasi
dengan dokter dalam pmberian antibiotik/ antimikroba
1.Observasi
TTV terutama suhu
2.Berikan
kompres hangat pada daerah dahi
3.Anjurkan
keluarga untuk memberikan minum yang banyak
4.Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi obat antipiretik
|
1.Untuk
mengetahui keadaan luka dan kulit pasien
2.Untuk
mengurangi kontaminasi kuman langsung kearea luka
3.Mempercepat
penyembuhan luka akibat infeksi
4.ntuk
membunuh dan mematikan kuman yang merusak kulit maupun jaringan tulang.
1.
Untuk mengetahui suhu tbuh pasien
2.Dengan
pengompresan diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal
3.Untuk
dapat mengganti cairan yang keluar dan agar tdk terjadi dehidrasi
4.Untuk
menurunkan deman pasien
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar