Rabu, 16 Oktober 2013

Kategori Diagnosa Keperawatan menurut NANDA



Posted by : Intan Nur K
Dosen : Warti Ningsih, S.Kep. Ns

KATEGORI DIAGNOSA KEPERAWATAN
(menurut NANDA, (2012-2014))
A.     Diagnosa keperawatan AKTUAL
Yaitu diagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah nyata saat ini sudah  terjadi sesuai dengan tanda dan gejala yang ditemukan
-          Syarat : diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES
-          Contoh:
      Tidak efektifnya bersihan jalan nafas sehubungan dengan akumulasi sekret yang ditandai:         
                                          - RR: 32x/menit
                                          - ada pernafasan cuping hidung
                                          - cyanosis
                                          - retraksi intercostae +
                                          - ronchi +
B.  Diagnosa keperawatan RESIKO
-          Menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata kemungkinan besar terjadi pada individu, keluarga atau komunitas yang rentan.
-          Syarat: diagnosa keperawatan resiko ada unsur PE
-          Masalah belum ada, tetapi etiologi dan faktor resiko sudah ada
C.      Diagnosa keperawatan
PROMOSI KESEHATAN
-          Penilaian klinis mengenai motivasi seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan serta mewujudkan potensi kesehatan manusia.
-          Contoh:
      Kesiapan meningkatkan koping
      Kesiapan meningkatkan pemberian ASI

D.     Diagnosa keperawatan “WELLNESS”
Tidak ada lagi semua diagnosa wellnes masuk ke golongan diagnosa PROMOSI KESEHATAN

E.      Diagnosa keperawatan
SYNDROME
-          Adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul karena suatu kejadian/ situasi tertentu

-          Manfaat diagnosa keperawatan syndrome adalah agar perawat selalu waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan keperawatan
Contoh:
            1. Sindrom pasca trauma
            2. Sindrom stress akibat perpindahan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar