Selasa, 15 Oktober 2013

Materi dan Askep Flu Burung




Posted By : Intan Nur K
Dosen : Muh Sowwam,S.kep.,Ns



ASKEP FLU BURUNG

Definisi FLU BURUNG
-          FLU burung atau flu unggas ( bird flu, avian influenza ) adalah penyakit flu yang disebabkan oleh virus yang terdapat pada burung liar atau unggas.
-          Penyebab FLU BURUNG adalah Virus Influenza tipe A
-          Virus Influenza termasuk family Orthomyxoviridae
-          Virus Influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift or Shift) dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi


Penyebab FLU BURUNG
-          Virus flu burung hidup didalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran secara oral atau saluran pernafasan.
-          Tipe Virus Influenza: Tipe A, B dan C
-          Virus Tipe A terdiri beberapa strain H1N1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2
-          Penyebabnya Highly Pothogenic Avian Influenza Viruse, strain H5N1

Berdasarkan sub tipenya terdiri :
-          H: Hemaglutinin dan N: Neuramidase
-          Kedua huruf tersebut digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
-          Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2 dan H7N7
-          Sedang pada binatang H1-H5 dan N1-N98
-          Strain yang sangat virulens dan ganas dan menyebabkan Flu Burung adalah Sub tipe A H5N1.
Tidak semua virus pada binatang dapat menyerang manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi atau high-pathogenic avian influenza --dan dapat menginfeksi manusia ( zoonosis )-- adalah tipe H5N1 dan H9N2
-          Virus dapat bertahan hidup dalam air selama 4 hari pada suhu 22 oC atau lebih 30 hari pada 0 oC
-          Virus akan mati pada pemanasan 60 oC selama  30 menit atau 56 oC selama 3 jam dengan detergent / desinfectant seperti formalin dsb

EPIDEMIOLOGI
Ada dua bentuk infeksi yang terjadi akibat virus flu burung ini pada unggas :
-          low pathogenic : Gejala yang terjadi pada low pathogenic kadang tidak dapat diteksi dan biasanya hanya menyebabkan gejala ringan seperti bulu yang kusut serta produksi telur yang menurun.
-          extremes pathogenic : dapat menyebar lebih cepat melalui kawanan unggas, serta dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa organ sehingga menyebabkan kematian yang dapat mencapai 90 hingga 100 persen, dalam waktu empat puluh delapan jam.

EPIDEMIOLOGI
-          Prevalensi nasional  pernah mendengar flu burung : 64,7%
-          Konfirmasi Laboraturium Nasional Badan Litbangkes Depkes (Juli 2005-23Februari 2006) Jumlah kasus konfirmasi flu burung Laboratorium Nasional: 28 kasus, 20 di antaranya meninggal
-          Konfirmasi Laboratorium WHO Reference (Juli 2005-23 Februari 2006)
= Jumlah kasus yang dikonfirmasi sebanyak 27. 19 diantaranya meninggal (CFR 70,3%).
= Dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi AI, Indonesia menempati urutan ke 2 di dunia. Pada urutan pertama adalah Vietnam dengan jumlah kasus 93.
= Untuk jumlah cluster AI dalam keluarga (family cluster), Indonesia memiliki jumlah terbesar, sebanyak 5 cluster.
= Menurut jenis kelamin, 59,2% (16 kasus) adalah laki-laki, dan 40,8% (11 kasus) perempuan.
= 5 Propinsi memiliki kasus AI (dikonfirmasi) pada manusia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, pada 14 kabupaten .
= Propinsi Jawa Barat memiliki jumlah kasus terbanyak, 10 orang dengan 8 diantaranya meninggal.
= DKI Jakarta pada urutan berikutnya dengan 9 kasus, 8 diantaranya meninggal.
= Banten, memiliki 4 kasus, 3 diantaranya meninggal
= Indonesia menempati urutan ke 2 dunia untuk angka fatalitas kasus (Case Fatality Rate), yaitu sebesar 70,3% (dari 27 kasus, 19 meninggal).
= Kamboja menempati urutan pertama dengan CFR 100%, RRC di urutan 3 dengan CFR 66,6% (dari 12 kasus, 8 meninggal),
= Thailand di urutan 4 dengan CFR 63,6% (dari 22 kasus, 14 meninggal),
= Vietnam di urutan 5 dengan CFR 45,16% (dari 93 kasus, 42 meninggal),
= Turki di urutan 6 dengan CFR 33,3% (dari 12 kasus, 4 meninggal).

Penyakit flu burung memiliki angka kematian tinggi, disebabkan karakteristik virus H5N1 yang sangat ganas, hingga disebut highly pathogenic, cepat merusak organ dalam (terutama paru-paru), cepat berkembang dan menular pada unggas, dapat terjadi mutasi adaptif dan reasortment, serta mudah resisten terhadap obat anti viral

Gejala FLU BURUNG
-          Gejala pada UNGGAS
= Jengger berwarna biru
= Borok di kaki
= Kematian mendadak
-          Gejala pada MANUSIA
= Demam (suhu badan diatas 38 oC)
= Batuk dan nyeri tenggorokan
= Radang saluran pernafasan atas
= Pneumonia
= Infeksi mata
= Nyeri otot
-          Masa Inkubasi
= Pada Unggas: 1 minggu
= Pada Manusia: 1-3 hari


DEFINISI KASUS FLU BURUNG
1. Suspect Cases
            Adalah Seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38 oC), batuk dan sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaa:
-          Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit KLB Flu Burung
-          Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan
-          Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses specimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Probable Cases
            Adalah suspect case disertai salah satu keadaan:
-          Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1)
-          Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernafasan/meninggal
-          Terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. Confirmation Cases
            Adalah suspect case atau probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium:
-          Kultus virus influenza H5N1 positif
-          PCR influenza (H5) positif
-          Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali

Gejala Klinis Flu Burung Pada Manusia?
-          Sama seperti flu biasa, penderita akan mengalami demam tinggi, sekitar 40 0 C, batuk-batuk, tenggorokan sakit, badan lemas, hidung beringus, pegal linu, pusing, peradangan selaput mata( mata memerah ). Gejala lain seperti mencret dan muntah seringkali juga terjadi, terutama pada anak-anak.
-          Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di Paru-paru (Pneumonia) dan dapat menyebabkan kematian.
-          Untuk memastikan apakah Anda menderita flu biasa atau flu burung harus melalui pemeriksaan darah.
-          Kemampuan Virus flu burung adalah membangkitkan hampir seluruh respon “bunuh diri” dalam sistem imunitas tubuh manusia.
-          Semakin banyak virus yang terreplikasi semakin banyak pula sitoksin-sitoksin protein yang memicu untuk peningkatan respon imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh
-          Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan-jaringan dalam tubuh efek bunuh diri

Bagaimana Penularannya Pada Manusia?
-          Penularan dari unggas ke manusia terjadi bila kita melakukan kontak langsung ( misalnya, memelihara atau menyembelih ) dan tinggal di sekitar unggas hidup yang terinfeksi penyakit ini. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya.
-          Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi virus ini adalah tidak melakukan kontak dengan unggas hidup dimana wabah flu burung sedang merebak. Kelompok profesi yang berisiko terinfeksi virus influenza burung adalah para pekerja di peternakan ayam, pasar burung dan rumah potong ayam. anda juga dianjurkan segera mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan ayam, burung atau jenis unggas lainnya.





VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis flu burung dibuktikan dengan :
-          Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) untuk H5.
-          Biakan dan identifikasi virus Influenza A subtipe H5N1.
-          Uji Serologi :
*Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut ( diambil <7 hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80.
*Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang diambil pada hari ke >14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
2. Pemeriksaan Hematologi
Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.
3.Pemeriksaan Kimia darah
penurunan albumin, peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan Kreatin Kinase, Analisis Gas Darah dapat normal atau abnormal. Kelainan laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.
5. Pemeriksaan Post Mortem
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis flu burung tertegakkan, dianjurkan untuk mengambil sediaan postmortem dengan jalan biopsi pada mayat (necropsi), specimen dikirim untuk pemeriksaan patologi anatomi dan PCR.

Pencegahan Flu Burung
-          Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang)
-          Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
-          Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan
-          Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
-          Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit.
-          Melaksanakan kebersihan lingkungan.
-          Melakukan kebersihan diri.

PENGOBATAN
-          Belum ada Pengobatan yang efektif untuk flu burung.  Saat ini pengobatan anti virus belum menunjukkan efikasi tinggi
-          obat simptomatis  untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit flu tersebut seperti demam, batuk atau pusing. tetapi tidak mengobati penyakitnya.
-          Penderita sebaiknya banyak minum dan beristirahat dan mengkonsumsi makanan bergizi, untuk meningkatkan ketahanan tubuh

Terapi Obat
-          Pengobatan bagi penderita Flu Burung:
= Oksigenasi bila terdapat sesak napas
= Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus)
= Pemberian obat anti virus Oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. Anti replikasi neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir
= Amantadin diberikan pada awal infeksi. Segera dalam 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/bb dibagi dalam 2 dosis

- antiviral sebaiknya diberikan pada awal infeksi yakni pada 48 jam pertama. Adapun pilihan obat :
1. Penghambat M2 : a. Amantadin (symadine), b. Rimantidin (flu madine).
Dengan dosis 2x/hari 100 mg atau 5 mg/kgBB selama 3-5 hari.
2. Penghambatan neuramidase (WHO) :
            a. Zanamivir (relenza),
      b. Oseltamivir (tami flu). Dengan dosis 2x75 mg selama 1 minggu.

- Departemen Kesehatan RI dalam pedomannya:
1. Pada kasus suspek flu burung diberikan Oseltamivir 2x75 mg 5 hari, simptomatik dan antibiotik jika ada indikasi.
2. Pada kasus probable flu burung diberikan Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari, antibiotic spectrum luas yang mencakup kuman tipik dan atipikal, dan steroid jika perlu seperti pada kasus pneumonia berat, ARDS. Respiratory care di ICU sesuai indikasi.
3. Sebagai profilaksis, bagi mereka yang beresiko tinggi, digunakan Oseltamivir dengan dosis 75 mg sekali sehari selama lebih dari 7 hari (hingga 6 minggu).

PENATALAKSANAAN
di ruang rawat inap Klinis
1.      Perhatikan :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu).
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen dengan alat pulse oxymetry.
2.      Terapi suportif : terapi oksigen, terapi cairan, dll.

Cara Aman Mengkonsumsi Daging Unggas ( Ayam, Itik, Burung, dll ) Bagi Konsumen.
-          Ayam (hasil peternakan lainnya) yang dibekukan tidak berbahaya bagi manusia terutama bila dimasak diatas suhu 70 0 C, cucilah telur sebelum disimpan atau digunakan.
-          Biasakan untuk selalu mencuci tangan setelah memegang unggas atau produknya.
-          Talenan kayu (cutting board/ alas memotong daging) sebaiknya dicuci dengan larutan pemutih/bleach solution (agar kuman mati) dan hanya digunakan untuk daging, tidak dipakai juga untuk alas memotong sayuran, buah atau lainnya.

Kelompok  yang Rentan terinfeksi
-          Terutama menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat.
-          CFR (Case Fatality Rate): 76%




                                                            PENGKAJIAN
1.      Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin dan penanggung jawab.
2.      Riwayat kesehatan sekarang
Data yang mungkin ditemukan demam (suhu> 37oC), sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, pilek, diare
3.      Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah ada riwayat sakit paru-paru atau tidak.
4.      Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
5.      Riwayat perjalanan
Dalam waktu 7 hari sebelumnya apakah melakukan kunjungan ke daerah atau bertempat tinggal di wilayah yang terjangkit flu burung, mengkonsumsi unggas sakit, kontak dengan unggas / orang yang positif flu burung.
6.      Kondisi lingkungan rumah
Dekat dengan pemeliharaan unggas dan memelihara unggas.
7.      Pola fungsi keperawatan
-          Aktivitas istirahat: lelah, tidak bertenaga.
-          Sirkulasi: sirkulasi O2 < 95%, sianosis,
-          Eliminasi: diare, bising usus hiperaktif, karakteristik feces encer, defekasi > 3x/hari.
-          Nyeri atau ketidaknyamanan: nyeri otot, sakit pada mata, konjungtivitis.
-          Respirasi: sesak napas, ronchi, penggunaan otot bantu napas, takipnea, RR > 20x/menit, batuk berdahak.
-          Psikososial: gelisah, cemas.

                                    DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan napas ditandai dengan dispnea, saat diaskultasi terdengar ronci, klien mengeluh batuk berdahak.
2.      Hipertermia b/d proses penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh 37,50C, akral teraba panas, takipnea.
3.      Pola napas tidak efektif b/d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, kilen tampak menggunakan otot bantu pernafasan ,RR> 20 x /menit.
4.      Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler alveolar ditandai dengan dispnea, pemeriksaaan AGD abnormal, saturasi oksigen <95%.
5.      Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan bising usus hiperaktif, karakteristik feces encer, defekasi > 3kali perhari.
6.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan klien mengeluh
7.      Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan iritasi virus ditandai dengan konjungtivitis, klien mengeluh sakit mata.
8.      Resiko cedera berhubungan dengan fungsi regulatori terganggu
9.      Kelelahan berhubungan dengan stadium penyakit ditandai dengan klien tampak lelah,
10.  Ansietas berhubungan dengan terpapar lingkungan ditandai dengan pasien tampak gelisah dan tampak cemas
11.  PK infeksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar