Selasa, 15 Oktober 2013

ASKEP PASIEN DENGAN OSTEOMYELITIS



Posted by : Intan Nur K

ASKEP PASIEN DENGAN OSTEOMYELITIS
KUNARYANTI, S.Kep.,Ns

Pendahuluan
      Infeksi tulang bisa menjadi kronis yg akan mempengaruhi kualitas hidup dan kehilangan ekstremitas.
      Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan karena keterbatasan asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan,&pembentukan involukrum (pembentuk tulang baru disekeliling telah mati)




Definisi
v  Osteomyelitis merupakan infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (m. tuberkulosa, jamur).
v  Osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan oleh bakteri piogenik.
v  Osteomielitis adl infeksi jaringan tulang yg dpt timbul akut atau kronik.



Klasifikasi Osteomyelitis
Berdasarkan macamnya, osteomielitis dibagi mjdi 2  yaitu:
  1. Osteomielitis Primer.
     Penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.(tonsil,gigi yg terinfeksi, ISPA) dll.
2.   Osteomielitis Sekunder.
     Terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul, jerawat, luka fraktur dan sebagainya.



Berdasarkan Lama Infeksi, Osteomielitis Terbagi Mjdi 3, Yaitu:
1.   Osteomielitis akut
Ø  Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama/sejak penyakit pendahulu timbul.
Ø  Osteomielitis akut ini biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi didlm darah.
a. Osteomielitis hematogen
     Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.
                        b. Osteomielitis direk
     Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri yang menyebar akibat trauma atau  sepsis setelah prosedur pembedahan.
  1. .. Osteomielitis sub-akut
Ø  Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
  1. Osteomielitis kronis
Ø  Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam > 2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
Ø  Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), Ex: osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.



Etiologi
  1. Infeksi yang disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah)
ü  Ex: staphylococcus aureus, Salmonella typhosa, pneumococcus, pseudomonas aeroginosa, Brucella, haemopylus influensae, bakteri coli dll
  1. Osteomyelitis akibat penyebaran infeksi disekitarnya/kontaminasi
ü  Ulkus dekubitus, fraktur terbuka, cidera traumatik.
  1. Klien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis
ü  Orang yang nutrisinya buruk, lansia , kegemukan, penderita DM


Manifestasi klinis
1)      Infeksi yang dibawa oleh darah
     Septikemia (mengigil, demam tinggi, denyut nadi cepat, malaise)
     Jika infeksi sudah menyebar sampai jaringan lunak dan periosteum maka akan nyeri, bengkak&sangat nyeri tekan, nyeri berdenyut semakin memberat dg tekanan pus yg terkumpul.
2)      Osteomielitis akibat penyebaran dari infeksi disekitarnya/kontaminasi langsung
     Tdk trjdi gejala septikemia tapi daerah yg terinfeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
3)      Osteomielitis Kronik
     Adanya pus yg selalu mengalir keluar dari sinus/ mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan & pengeluaran pus.
Pemeriksaan Penunjang
1)      Pemeriksaan laboratorium darah
      Sel darah putih me ↑ sampai 30.000 gr/dl
2)      Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
      Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas
3)      Pemeriksaan feses
      dilakukan apabila tdpt kecurigaan infeksi oleh B. salmonella
4)      Pemeriksaan biopsy tulang
      Mrpkn proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk serangkaian tes.
5)      Pemeriksaan ultra sound
      Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada sendi.
6)      Pemeriksaan radiologis
      Mengetahui kelainan/kerusakan tulang dll.

Komplikasi
      DINI :
1) Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang terjadi)
2)  Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya sembuh
3)  Atritis septik
      LANJUT :
1) Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat & penurunan fungsi tubuh yg terkena
2) Fraktur patologis
3) Kontraktur sendi
4) Gangguan pertumbuhan

Penatalaksanaan
  1. Pengobatan suportif dg pemberian infus
  2. Pemeriksaan biakan darah (utk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika yang terbaik)
  3. Perawatan luka
  4. Antibiotika
    1. Secara parenteral (2-6 minggu)
    2. Secara oral (sampai 3 bulan)
  5. Immobilisasi anggota gerak (utk mengurangi ketidaknyamanan&mencegah trjdinya fraktur)
  6. Pembedahan
    1. Indikasi untuk melakukan pembedahan yaitu:
      1. Adanya abses
      2. Rasa sakit yang hebat
      3. Adanya sequestrum (jaringan tulang mati)
      4. Bila dicurigai adanya perubahan ke arah keganasan



ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.      Identitas pasien
2.      Riwayat keperawatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang (apakah pasien mengalami pembengkakan, nyeri dan demam)
b.      Riwayat kesehatan masa lalu (identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka, infeksi)
c.       Riwayat kesehatan keluarga (apakah dlm keluarga menderita penyakit keturunan)
d.      Riwayat psikososial (apakah depresi, stres, marah)
3.      Kebiasaan sehari-hari (pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktivittas
4.      Pemeriksaan fisik                   
Diagnosa Keperawatan
  1. Nyeri akut/kronik berhubungan dengan agen cerdera biologis/fisik (inflamasi, pembengkakan, cidera, trauma, fraktur dll)
  2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
  3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek pembedahan: immobilisasi
  4. Hipertermia berhubngan dengan proses inflamasi 





Intervensi
No
Diagnosa keperawatan

Tujuan & kriteria hasil

Intervensi

Rasiona;

1
Nyeri akut/kronik berhubungan dengan agen cerdera biologi/fisik (inflamasi, pembengkakan, cidera, trauma, fraktur dll)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri berkurang atau hilang.
KH:
  • Tidak ada nyeri
  • Pasien tidak gelisah dan Skala nyeri 0-1
  • Pasien tampak rileks
Suhu dalam batas normal (36°C-37°C)
1.Kaji karakteristik atau nyeri  (PQRST)
2.Atur posisi immobilisasi pada daerah nyeri sendi/nyeri ditulang yg mengalami infeksi
3.Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor penyebab
4.Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi intensitas nyeri
5.Kolaborasi dg dokter untuk pemberian analgetik  

1.Untuk mengetahui nyeri pasien/respon subjektif
2.Immobilisasi yg adekuat dpt mengurangi nyeri pd nyeri sendi/nyeri ditulang yg mengalami infeksi.
3. Untuk mengetahui faktor pencetus nyeri
4.Utk melancarkan peredaran darah dan mengurangi nyeri
5.Untuk mengurangi nyeri

2
Kerusakan moilitas fisik berhubungan dengan nyeri

Setelah ilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik pasien mampu beradaptasi&mempertahankan mobilitas fungsionalnya.
KH:
  • Meningkatkan/mempertahankan mobilitas
  • Mempertahankan posisi fungsional

1.Kaji derajaat atau tingkat mobilitas pasien
2.Lindungi tulang dg alat immobilisasi
3.Berikan posisi yang nyaman dan ubah posisi secara periodik
4.Kolaborasi dengan ahli terapi fisik sesuai indikasi
1.Untuk mengetahui tingkat mobilitas pasien
2.Agar dapat mengontrol aktivitas sehari-hari
3.Supaya pasien menjadi nyaman dan tidak terjadi kontraktur
4.Untuk mempertahankan/meningkatkan mobilitas

3

















 

4
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek pemmbedahan:immobilisasi













Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan integritas kulit teratasi
KH:
  • Pasien tampak rileks
  • Pasien menunjukkan perilaku/ teknik untuk mencegah kerusakan kulit
  • Keadaan luka membaik
  • Tidak ada pus


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam hipertermia dapat teratasi
KH:
  • Suhu tubuh kembali normal ((36°C-37°C))
  • Leukosit dalam batas normal (3,5-11 ribu/ul)

1.Kaji kerusakan kulit dan keadaan luka pasien
2.Lakukan perawatn luka dengan teknik steril
3.Tutup luka dengan kasa steril/ kompres dengan NaCl
4.Kolaborasi dengan dokter dalam pmberian antibiotik/ antimikroba






1.Observasi TTV terutama suhu
2.Berikan kompres hangat pada daerah dahi
3.Anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak
4.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat antipiretik

1.Untuk mengetahui keadaan luka dan kulit pasien
2.Untuk mengurangi kontaminasi kuman langsung kearea luka
3.Mempercepat penyembuhan luka akibat infeksi
4.ntuk membunuh dan mematikan kuman yang merusak kulit maupun jaringan tulang.










1. Untuk mengetahui suhu tbuh pasien
2.Dengan pengompresan diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal
3.Untuk dapat mengganti cairan yang keluar dan agar tdk terjadi dehidrasi
4.Untuk menurunkan deman pasien




Tidak ada komentar:

Posting Komentar