Kamis, 17 Oktober 2013

KEBUTUHAN NUTRISI



DOSEN : Bu Septy Nuraini
Silabus : KDM
Oleh : Intan Nur K (Indi)

MATERI KULIAH






Septy Nur Aini, S.Kep, Ns



PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN
YAPPI SRAGEN
2011

NUTRISI

Septy Nur Aini, S.Kep, Ns
081578145847
ainis_sky@yahoo.com

A.REVIEW SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Organ pencernaan manusia:
1.    Mulut (gigi, air ludah, lidah)
2.    Farink
3.    Esophagus
4.    Lambung
5.    Usus Halus
6.    Usus Besar
7.    Rectum
Proses pencernaan
1.    Ingesti
è  Proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan kedalam tubuh melalui proses menelan baik melalui koordinasi gerakan volunteer dan involunter.
Terdiri dari:
  1. Koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut
  2. Mengunyah à menyederhanakan ukuran makanan yang melibatkan gigi, control volunteer otot mulut, gusi dan lidah. Menguyah dibantu oleh saliva atau air ludah yang berfungsi untuk digesti (amilum à maltose) dan sebagai pelumas.
  3. Menelan à proses reflex akibat penekanan bagian faring
2.    Digesti
è  Rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa ke dalam lambung dan usus. (penyederhanaan ukuran sampai dapat diabsorbsi)
Organ yang berperan: mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, dan kolon.
Proses digesti:
  1. Mulut
Terdapat saliva yang mengandung:
-      Air sebagai pelumas
-      Musin à suatu glikoprotein berfungsi untuk melindungi mukosa saluran pencernaan
-      Ptialin à enzim yang mengubah amilum menjadi maltose
  1. Lambung
Lambung memproduksi getah lambung (HCl) (pH: 1-1,5) yang pengeluarannya diatur oleh reflex regang, rangsangan saraf atau rangsangan gastrin.
Fungsi HCl:
-      Membunuh kuman
-      Mengaktifkan pepsinogen
-      Memutuskan serat otot/jaringan ikat pada makanan

Enzim lambung:
-      Pepsinogen à diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang berfungsi untuk memecah protein menjadi proteosa dan pepton
-      Renin à untuk menggumpalkan susu dan hanya terdapat pada neonates
-      Lipase à memecah sebagian kecil lemak
  1. Usus Halus
Dalam lumen usus terdapat getah pancreas (pH: 7,5-8), getah usus dan empedu.
Enzim pancreas:
-      Tripsin dan kimotripsin à memecah protein/proteosa/pepton menjadi polipeptida
-      Karboksipeptidase à melepaskan asam amino ujung terminal C rantai polipeptida
-      Amylase à memecahkan amilum/glikogen menjadi oligosakarida, maltose dan sedikit glukosa
-      Lipase à memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol
-      Kolesterol esterase à memecah ester kolesterol menjadi kolesterol dan asam lemak
-      Ribonuklease dan deoksiribonuklease à memecah RNA dan DNA
-      Fosfatase à memecah zat-zat fosfat organic menjadi asam fosfat dan zat organic
Enzim usus halus
-      Sukrase à memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
-      Maltase dan isomaltase à memecah maltose dan oligosakarida menjadi glukosa
-      Lactase à memecah lactose menjadi glukosa dan galaktosa
  1. Usus Besar
Sel mukosa usus besar menghasilkan mucus.
Dalam lumen usus besar terdapat banyak mikroorganisme yang melakukan proses fermentasi dan sintesis vitamin, mis vit.K.
3.    Absorbsi
è  Proses nutrient diserap usus melalui saluran darah dan getah bening menuju hepar.
4.    Metabolisme
è  Semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.
5.    Ekskresi
è  Proses pembuangan zat-zat sisa metabolism dalam tubuh untuk menjaga homeostasis
Ekskresi berupa:
-      Defekasi à mengekskresi sisa metabolism berupa feses melalui saluran cerna
-      Miksi à membuang sisa metabolism dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia
-      Diaphoresis à pembuangan zat sisa metabolism melalui keringat
-      Ekspirasi à mengeluarkan air dan karbondioksida







B.NUTRISI
Nutrisi adalah Substansi organik dan non-organik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. (Kozier, 2004)
Nutrisi Esensial (Nutrisi penting/pokok bagi tubuh)
  1. Air
  2. Karbohidrat
  3. Protein
  4. Lemak
  5. Vitamin
  6. Mineral

AIR
       60-70% BB dewasa
       80% BB bayi
(Potter & Perry, 1992)
Air tubuh terbagi menjadi
       CIS
       CES à interstitiel dan ekstravaskuler
Fungsi air dalam tubuh:
  • Menstabilkan suhu tubuh
  • Memperlancar pencernaan
  • Peredaran darah
  • System metabolism
  • Pemeliharaan kulit dan pelumas sendi

KARBOHIDRAT
Fungsi: Sebagai sumber energi utama tubuh
Dibagi dalam 3 jenis :
ü  Monosakarida :glukosa, fruktosa, galaktosa.
ü  Disakarida : sukrosa, maltosa, laktosa.
ü  Polisakarida : pati, glikogen, selulosa, dekstrin.
Kebutuhan rata-rata 8-10/kgBB/hr.
Distribusi glukosa
PROTEIN
Fungsi:
*       Membangun sel-sel jaringan tubuh manusia.
*       Mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
*       Membuat air susu, enzim, dan hormon.
*       Membuat protein darah.
*       Menjaga asam basa dan cairan tubuh.
*       Pemberi kalori
Sumber : Produk hewani dan nabati
Kebutuhan :  dewasa 1 gr/kgBB/hr                                               
anak-anak 3gr/kgbb/hr

LEMAK
       Terbanyak dalam bentuk trigliserida
       Terdapat dalam dua bentuk : lemak jenuh dan tak jenuh

Fungsi
*       Sumber cadangan energi
*       Pelarut vitamin ADEK
*       Insulator suhu tubuh
*       Memberi rasa kenyang
*       Pengganti fungsi karbohidrat
*       Sebagai penghalus kulit
Sumber:  Mentega, margarin, daging, ikan, kuning telur, kacang-kacangan, kelapa dll

VITAMIN
       Larut air
vitamin Bc dan vitamin C
Proses pencernaan diabsorbsi di usus à v porta. Bila >> à diekskresikan mll urine
Banyak berperan sebagai koensim dalam reaksi enzimatik.
       Larut lemak
Vitamin A, D, E, K
Ditranspor dari usus oleh kilomikron, disimpan di hepar (Vit A,D,K) dan jaringan adiposa (Vit E)


VITAMIN LARUT LEMAK
VITAMIN A
1.    Vitamin A
Diet dari bahan hewani.
Sebagai ester retinol dengan asam lemak rantai panjang.
Bentuk isomer yang terpenting :
  • Vitamin A1 = retinol 1
  • Vitamin A2 = retinol2 = dehidroretinol 1
2.    Prekusor/provitamin A
Karotin B.
Diet nabati
Post absorsi àdidinding usus diubah menjadi vit A
90% dari total vitamin A dalam tubuh disimpan oleh hati, àbila diperlukan ester retinil di hidrolisisà retinol diikat oleh pengikat aporetinol (diprod. Oleh hepatosit)àkesirkulasi darahàjaringan sasaranàprotein pengikat apo retinol dilepas.
Fungsi vitamin A
*       B karotin è antioksidan (kulit dan membrane mukosa)
*       Retinol
è  fs dalam reproduksi
è  fs dalam penglihatan sebagai prekursor penglihatan (dibantu oleh retinal)
*       Asam retinoat :
è  Sintesis glikoprotein/pembawa oligo sakarida
è  Faktor pertumbuhan
Defisiensi
v  Gangguan pertumbuhan
v  Gangguan penglihatan
o    xeropthalmia : katinisasi epitil kornea mata kering dan mudah infeksi.
o    Nyctalopia      : buta senjaà gangguan adaptasi dalam gelap dini.
o    Keratomalasia          : infiltrat dan ulkus pada mata à kebutaan.
v  Infertil
Hipervitaminosis A
§  AKUT                 : peninggian tekanan intrakranial, kelainan neurologis, kematian.
§  Kronis                : cepalgia, alopesia, kulit kering atau gatal, anoreksia, nyeri tulang dan sendi, hepatomegali.
§  Teratogenik        : resorbsi fetus, cacat janin gangguan kemampuan belajar.
Sumber : provit A : sayur, buah berwarna hijau dan kuning. Hati, susu, keju, mentega, ikan.(vit A)
Kebutuhan :
§       Wanita dws 4000 iu/hr
§       Laki-laki dws 5000 iu/hr
§       Anak-anak 1400-3500 iu/hr
§       Hamil 6000 iu/hr
§       Laktasi 8000iu/hr

VITAMIN D
1,25 dehidrokalsiferon adalah bentuk vit D yang paling aktif.
Fungsi : meningkatkan
©       absorbsi Ca++ dan fosfat diusus.
©       reabsorbsi Ca++ dan fosfst di ginjal
©       mobilisasi Ca++ dan fosfat di tulang.
©       Proliferasi sel, sistem hemopoetik, sekresi insulin. 
©       Peningkatan kesehatan tulang dan gigi
Absorbsi
ü  Absorbsi pro Vit D : Ergosterol (D2 dari tumbuhan) dan 7-dehidrokalsiferon (dr hewan) terjadi di usus kecil. Dalam plasma diikat oleh globulin.
ü  Manusia dapat mensintesa 7 dehidrokalsiferon dari kolesterol sehingga Vit D dianggap sebagai HORMON.

Defisiensi
§       Riketsia à gangguan osifikasi pada anak
§       Osteomalasis à pada dewasa.
Hipervitaminosis
Ø  BAYI : hiperkalsemia à gangguan osifikasi jaringan lunak
Ø  Dewasa : batu ginjal, kerapuhan tulang.
Sumber : keju, mentega, susu, ikan, sereal
Kebutuhan :
§       Dewasa <50 tahun à 200 iu
§       Dewasa 51-70 tahun à 400 iu
§       Dewasa >70 tahun à 600 iu

VITAMIN E
Fungsi
§       Antioksidan
§       Antisterelitas
§       Kofaktor dalam transport elektron pada respirasi sel dan membran eritrosit.
§       Mempertahankan integritas jaringan hati (penggunaan vitamin K), otot, dan eritrosit.
Defisiensi
§       Distrofi otot
§       Gangguan eritrisot
§       Gangguan reproduksi (pada hewan percobaan)
Hipervitaminosis
  • Relatif tidak toksik, bisa menyebabkan mata kabur dan pusing.
  • Sumber dan kebutuhan
Sumber :  tersebar luas pada jaringan hewan dan tumbuhan. Terutama minyak tumbuhan, kecambah, beras. Jagung, kacang
Kebutuhan :
*       anak : 4-15 iu/hr
*       dws lk : 15 iu/hr
*       dws pr : 12 iu/hr

Vitamin K
Terdapat 3 macam :
  1. K1 : filokuinon : pada minyak tumbuhan dan daun hijau.
  2. K2 : menaquinon : pada jaringan hewan dan bakteri usus.
  3. K3 : menadion : sintesis, larut air.
Absorbsi
       Menadion diabsorbsi tanpa bantuan empedu dan langsung ke sistem portal.
       Menaquinol/piloquinol memerlukan empedu untuk absorsinya dan masuk ke saluran limfe. Jaringan tubuh dapat mengubah menadion menjadi menaquinon.
Fungsi
§       Memelihara kadar normal faktor pembekuan darah yang disintesa di hati dalam bentuk inaktif.
§       Sebagai koenzim
Defisiensi
ü  Gangguan pembekuan darah. Perdarahan pada bayi terjadi karena sedikitnya vit K yang ditransfer melalui plasenta.
Hipervitaminosis K : Hemolisis eritrosit meningkat—menadion
Sumber: Kubis, bayam, sayuran hijau, sereal
Kebutuhan:
*       Laki-laki        : 120 µg
*       Wanita          : 90 µg

Vitamin larut air
B1 (Tiamin)
Absorbsi di yeyenum dalam bentuk transport aktif (jumlah sedikit) dan difusi (jml banyak)dalam darah larut dalam plasma.
Sifat: Rusak karema suhu panas, Ph basa dan enzim tiaminase
Fungsi: Koenzim reaksi oksidasi metabolisme karbohidrat, memperbaiki fungsi system kardiovaskular dan saraf
Defisiensi: Beri-beri, gangguan saraf dan jantung
Sumber: kacang-kacangan, hati, telur, ragi, daging, wortel dan susu.

B2 (Riboflavin)
Absorbsi diusus kecil secara transport aktif dan dalam mukosa usus diubah menjadi FMN/FAD. Dalam darah diikat oleh globulin dan diekskresikan keurin dan sedikit ke ASI.
Sifat : Stabil karena panas, rusak karena cahaya.
Fungsi :
§       Komponen koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan fvavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Metabolisme protein
§       Pertumbuhan dan perbaikan jaringan
Defisiensi : Glositis, Cheilosis, dermatitis,
Sumber : banyak makanan : daging, susu, telur, hati, brokoli, kacang

B3 (Niasin)
Absorbsi di usus melalui difusi, dalam darah larut dalam plasma, setelah diambil oleh jaringan sisanya dibawa ke hati dan dikeluarkan melalui urin.
Sifat : kristal putih stabil. Ada dua bentuk : as. Nikotinat dan nikotinamid.
Fungsi : sebagai koensim pada reaksi oksidasi- reduksi NAD (nikotin adenin dinukleotida) dan NADP (NAD phospat).
Defisiensi : pellagra, dermatitis, diare, dimensia

Sumber : banyak makanan ( daging, ikan, susu, kacang, telur)

B5 (Asam pantotenat)
Absorbsi di usus melalui difusi, dalam darah larut dalam plasma, setelah diambil oleh jaringan sisanya dibawa ke hati dan dikeluarkan melalui urin.
Fungsi : sebagai koenzim A. Berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein, lemak.
Defisiensi : dermatitis & interitis (luka pada usus). Sangat jarang, biasanya terjadi bersama Bc lain.
Sumber : Ragi, kuning telur, Brokoli dan hati

B6 (piridoksin)
Terdapat 3 bentuk : Piridoksin,piridoksamin, Piridoksal,
Absorbsi di yeyenum. Dalam darah diikat albumin, dalam darah / jaringan terjadi interkonversiB6 dgn PALP.didalam hepar B6 selain diubah menjadi PALP juga diubah menjadi asam piridoksat. Diekskresi ke urin sebagai asam piridoksal dan asam piridoksat.
Sifat : berfluorosensi, rusak oleh cahaya, panas dan  ph tinggi.
Fungsi :
ü  membentuk piridoksin fosfat, piridoksamin fosfat, dan piridoksal phosfat (PALP) metabolit utama dalam plasma.
ü  Berperan dalam metabolisme protein.
ü  Mempertahankan fungsi otak
ü  Berperan dalam pembentukan sel darah merah
Defisiensi : biasanya disertai devisiensi vitamin yang lain, atau adanya obat-obatan yang membentuk komplek dengan palp mis isonoasid.
Gejala defisiensi : Gg imunitas, kejang, Gg EEG, dermatitis.
Sumber : biji bunga matahari, ikan, telur, daging, gandum, roti, sereal, sayur bayam, wortel dan buah pisang. 

B7 (Biotin)
Absorbsi : diileum
Fungsi : koensim  enzim2 karboksilase
Putih telur mengandung avidin yang bisa tahan terhadap ensim pencernaan tetapi tidak tahan panas, membentuk komplek dengan biotin sehingga tidak dapat diabsorbsi.
Defisiensi :
§       dermatitis,
§       alopesia,
§       gangguan pertumbuhan,
§       Gg neuromuskuler,
§       Gg imunitas.
Sumber banyak makanan. Tetapi dalam usus sudah terdapat bakteri usus yang mampu membentuk banyak biotin sehingga tidak perlu intake ekstra biotin. 

B9 (Asam folat)
Absorbsi di ususàdalam usus diubah menjadi H4 folat. Perubahan di katalisis oleh enzim dihidrofolat reduktase dan di inhibisi oleh trimetriprim damn metrotreksat. Dalam plasma diikat oleh protein darah  dan diekskresikan ke urin dan sedikit ke empedu.
Sifat : mudah dirusak oleh panas dan cahaya ultraviolet.
Fungsi : sebagai pembawa atom C tunggal bahan pembentuk Heme pada hemoglobin.
Defisiensi : anemia megaloblastik.
Sumber:  banyak sayuran hijau.

B12 (Cianokobalamin)
Absorbsi di ileum dengan bantuan faktor instrinsik castle, enzim tripsin, Na Co3 C2&3 diproduksi pankreasà dalam plasma darah diikat B12  dan dilepas dengan bantuan HCL dan enzim protease lambung.di ekskresi ke urin, saliva dan empedu.
Defisiensi : Anemia megaloblastik karena asam folat terjebak dalam bentuk metil H4 folat, Neuropati
Sumber : daging/produk, ikan, telur.
B12 yang diproduksi oleh bakteri usus tidak dapat diabsorbsi.

Vitamin C
Absorbsi terutama di usus kecil secara transport aktif dan secara difusi. Ekskresi setelah dimetabolisme menjadi oksalat, ke dalam urin
Sifat : Tidak tahan dalam bentuk larutan. Mudah dioksidasi O2
Fungsi :
§       Pembentukan zat kolagen/jaringan ikat.
§       Absorbsi Fe,
§       pembentukan dan maturasi eritrosit.
§       Antioksidan.
§       Antistrees.
§       Metabolisme tirosin, asam folat dan kolesterol.
Defisiensi : scorbut/scurvy

Sumber : buah-buah, sayur segar.
Kebutuhan :
v  dewasa : 45 mg/hr
v  anak : 35 mg/hr
v  bumil/laktasi: 60 mg/hr.

MINERAL
Berdasarkan jumlahnya dibagi ;
  1. Makromineral : Ca, Mg, Na, K, S, P, Cl.
  2. Mikromineral :Fe, Zn, Se, Cu, Mn, I, Mo, Co, Cr, F.




Kalsium
Terbanyak dalam tulang dan gigi.
Fungsi : proses pembentukan darah, Kontraksi otot, meneruskan rangsang syaraf, integritas jaringan intra seluler, memperbaharui permiabilitas membran, keseimbangan cairan tubuh, mempengaruhi Ph tubuh..
Sumber: Susu, keju, ikan, kuning telur, susu, biji-bijian, kacang-kacangan, kubis.
Kebutuhan:
v  Dws 800 mg/hr
v  Anak-anak 800-1200 mg/hr (1-18 th)
v  Anak kurang dari 1 th : 360-540mg/hr

Fosfor
Fungsi : pembentukan tulang dan gigi, Sebagai bufer, bagian dari RNA dan DNA. Sebagai koenzim.
Sumber : hampir semua jenis makanan terutama daging dan susu.
Kebutuhan sama dengan kalsium (300mg/hr) kecuali pada anak-anak 240-400 mg/hr.

Magnesium
Membentuk komplek dengan kalsium dan fosfor tulang. Sisanya didapat dalam jaringan lunak dan cairan tubuh.
Fungsi ; sebagai koenzim, meningkatkan keseimbangan kalsium dalam email gigi.
Sumber : hampir semua makanan. Terutama coklat, kacang-kacangan, ikan laut.
Kebutuhan:
ü  Dws 300-400mg/hr.
ü  Bumil laktasi : 450 mg/hr.
ü  Anak-anak 150-250 mg/hr.
ü  Bayi 60-70 mg/hr.

Natrium
Dalam tubuh didapatkan dalam bentuk ion.terutama dicairan ekstra sel.
Fungsi : mengatur keseimbanganasam basa bersana, Cl-, K+, HCO3-.
Sumber : garam dapur.

Kalium
Terdapat dlm cairan intra seluler.
Fungsi : keseimbangan asam basa, tekanan osmotik, retensi cairan,
Sumber : daging, pisang, hati nanas dan pisang, air degan.

Chlorine
Fungsi : terutama dalam mempengaruhi asam basa, mempengaruhi tekanan osmotik bersama mineral yang lain.
Didalam lambung didapatkan dalam bentuk HCl.
Sumber NaCl.
Sulfur
Fungsi:  sebagai pembentuk struktur protein, sebagai aktif side pada aktifitas enzim.
Terlibat dalam proses detoksikasi fenol dan indoksil.

Ferum
Fungsi: Berperan dalam respirasi intrasel (dalam sitokrom), membentuk komponen hemoglobin.
Kebutuhan meningkat pada usia pertumbuhan.
Sintesis meningkat pada dewasa muda, hamil dan laktasi.
Sumber : organ hati, ginjal, limpa, jantung.
Defisiensi:  menyebabkan anemia mikrositik hipokromik.

Iodium
Fungsi ; sintesis hormon tiroksin.
Kebutuhan meningkat pada masa pubertas dan mas kehamilan.
Defisiensi:  menyebabkan hipertropi kelenjar thiroid

C. KESEIMBANGAN ENERGI
Energi input = Energi output
BMR (laju metabolisme basal)
è  Rata-rata metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi individu pada saat bangun dan istirahat. (Guyton, 1986)
BMR digunakan untuk menentukan kebutuhan kalori seseorang
Mengukur BMR
ü  Rumus Harris Benedict (REE=Resting Energy Expenditure)
§       BMR (laki2) = 66,5 + (13,5 x BB(kg)) + (5 x TB(cm) – (6,75 x umur(th))
§       BMR (wanita) = 65,1 + (9,56xBB(kg)) + (1,85 x TB(cm) – (4,68 x umur(th))

ü  Metode factorial:
§       BMR (laki2) = BB (kg) x 1,0 x 24kkal
§       BMR (wanita) = BB (kg) x 0,9 x 24 kkal

Kebutuhan kalori
Rumus :
                    Total energi = BMR + EA + SDA

EA:
SDA (specific dynamic action)
= 10% x (BMR + EA)
Parameter keseimbangan energy
1.   Berat badan ideal
Rumus Brocca:
Hasil:
BB<80% à kurus
BB 80-120% à ideal
BB >120% à gemuk
2.   Indeks Massa Tubuh (IMT)
Hasil:
IMT<17 à sangat kurus
IMT 17 - 18,5 à kurus
IMT 18,5 - 25 à normal
IMT >25 - 27 à gemuk
IMT >27 à obesitas


D.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
  1. Jenis kelamin
Umumnya kebutuhan nutrisi wanita lebih rendah dari laki-laki. Hal ini karena BMR wanita lebih rendah dari laki-laki.
  1. Usia
Anak-anak BMR lebih kecil dari dewasa. Lansia laju pertumbuhan menurun sehingga kebutuhan nutrisi berkurang.
  1. Jenis kegiatan
Semakin berat aktivitas, kebutuhan nutrisi semakin meningkat
  1. Stress
Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi mengalami stress
  1. Infeksi atau proses penyakit
Selama proses infeksi, sel kemudian akan melakukan penyembuhan dan perbaikan sehinga membutuhkan energi dan nutrisi
  1. Suhu tubuh
Setiap kenaikan 10F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%

E.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA DIET
  1. Status kesehatan
©       Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat
©       Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat
©       Dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan dari setiap penanganan medis dan keperawatan
  1. Kultur dan agama
©       Pola cultural, etnik dan agama mempengaruhi jenis makanan dan jumlah makanan yang dikonsumsi
©       Beberapa agama melarang memakan jenis makanan tertentu
(Islam mengharamkan babi, darah dan minuman beralkohol, Hindu melarang memakan makanan dari sapi)
©       Klien lansia lebih cocok dengan bahan makanan etnik. Kecenderungan ini dapat meningkat selama sakit.
  1. Status sosioekonomi
©       Penyediaan makanan/diet tergantung pada dana yang tersedia
©       Masyarakat dengan status ekonomi rendah memiliki kecenderungan pemenuhan nutrisi yang kurang, sehingga kecenderungan mengalami gizi kurang dan buruk lebih tinggi
  1. Pilihan pribadi
©       Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh pada pemilihan diet
©       Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit, dan makanan yang berhubungan dengan kenangan buruk cenderung dihindari
©       Makanan yang mewah dapat digunakan sebagai symbol status
  1. Factor psikologis
©       Motivasi individu tentang makanan seimbang dan persepsi individu tentang diet memiliki pengaruh kuat dalam penentuan pola diet
  1. Alkohol dan obat
©       Alcohol berlebihan mempengaruhi organ gastrointestinal
©       Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan nutrisi
  1. Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan
©       Keyakinan yang salah terhadap makanan mempengaruhi pemilihan diet


F.  ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI

1.   PENGKAJIAN
a.    Aspek biologis
§       Umur
Masa pertumbuhan kebutuhan nutrisi lebih besar disbanding lansia
§       Jenis kelamin
Tingkat BMR laki-laki dan wanita berbeda. Begitu pula presentasi lemak.
§       Tinggi badan dan berat badan
Untuk mengetahui perbandingan berat badan dan tinggi badan (Berat Badan Ideal)
§       Pengukuran antropometri
v  Tinggi badan à Pengukuran berdiri tanpa alas kaki (dewasa), berbaring (bayi). Satuan cm atau inci.
v  Berat badan
Hal yang harus diperhatikan:
o    Alat serta skala alat ukur harus sama setiap kali menimbang
o    Pasien ditimbang tanpa alas kaki
o    Pakaian diusahakan tidak tebal dan relative sama beratnya setiap kali menimbang
o    Waktu (jam) penimbangan relative sama misalnya sebelum atau sesudah makan
v  Tebal lipatan kulit à menentukan presentase lemak tubuh. Area yang sering diukur adalah lipatan kulit trisep (tricep skinfold (TSF))
v  Lingkar tubuh
Yang diukur umumnya: kepala, dada, otot tengah lengan atas. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) dilakukan pada titik tengah lengan atas tangan yang tidak dominan dengan meteran.
§       Riwayat kesehatan dan diet
Riwayat kesehatan:
v  Alergi makanan
v  Gangguan pencernaan (termasuk masalah menelan)
v  Penyakit umum dan penyakit jiwa
v  Riwayat pengobatan
Riwayat diet
v  Kebiasaan asupan makanan dan cairan
v  Jenis makanan yang dikonsumsi
v  Nafsu makan
v  Jumlah diet yang dikonsumsi
§       Pemeriksaan fisik
o    Keadaan umum: kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital
o    Head to toe
Area pemeriksaan
Tanda normal
Tanda abnormal
Kepala:


Rambut
Rambut bercahaya, berminyak, tidak kering
Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
Mata
Berbinar, jernih, konjungtiva merah muda
Kornea lembut, konjungtiva pucat atau merah menyala
Lidah
Merah muda, lembab
Berwarna merah atau magenta, bengkak, tampilan halus
Bibir
Lembab, merah muda
Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
Gusi
Merah muda, lembab
Bengkak, meradang, mudah berdarah
Gigi
Gigi tidak berlubang atau nyeri
Karies, gigi tidak ada.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar
Pembesaran tiroid
Dada:


Jantung
Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung normal
Nadi cepat
Tekanan darah tinggi atau rendah, irama jantung abnormal
Paru
Frekuensi napas normal, suara napas normal
Napas cepat, suara napas abnormal
Perut
Tidak ada pembesaran hati, limfe, peristaltic normal (5-30x)
Pembesaran limfe atau hati, peristaltic abnormal, diare, konstipasi
Saraf
Reflex normal, perhatian baik
Reflex menurun, kurang perhatian, bingung, emosi labil
Ekstremitas

Kulit


Kuku
Massa otot dalam batas normal, pergerakan aktif
Sedikit lembab, turgor dalam batas normal

Penampilan keras, merah muda
Edema, pergerakan lemah, massa otot menurun
Kasar, kering, bersisik, pucat berpigmen, ada petekie atau memar
Bentuk seperti sendok, pucat, mudah patah
©       Pemeriksaan Lab: Albumin, transferin, limfosit

b.    Aspek Psikologis
à Persepsi klien tentang diet, persepsi tentang postur tubuh, konsep diri terkait bentuk tubuh, respon terhadap stress.
c.    Aspek sosiokulturalekonomi
à kultur?, nilai yang dianut terkait makanan, praktik budaya terkait makanan, status ekonomi, penghasilan, tingkat pendidikan
d.    Aspek spiritual
à Keyakinan yang dianut terhadap makanan, bagaimanan  keyakinan mempengaruhi kebutuhan nutrisinya.

Nilai normal pemeriksaan:
-    Ketebalan lipatan kulit trisep (mm)
Pria       12,5
Wanita   16,5
-    Lingkar lengan tengah (cm)
Pria       29,3
Wanita   28,5
-    Lingkar otot lengan tengah (cm)
Pria       25,3
Wanita   23,2
-    Albumin (g/dl)         3,5-5
-    Transferin (mg/dl)  230-400

2.   DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa yang sering muncul:
a.    Ketidaksembangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b.    Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
c.    Risiko Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Diagnosa yang mungkin muncul:
d.    Kelemahan/gangguan menelan
e.    Ketidakefektifan pola makan bayi
Diagnosa wellness
f.     Kesiapan untuk peningkatan nutrisi




3.   PERENCANAAN

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
1
Ketidaksembangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena factor biologi, psikologi dan ekonomi.
Status nutrisi
Satus nutrisi: intake makanan dan cairan
Status nutrisi: intake nutrisi
Manajemen nutrisi
Bantuan peningkatan berat badan
2
Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh b.d kelebihan asupan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolik
Kontrol berat badan
Satus nutrisi: intake makanan dan cairan
Status nutrisi: intake nutrisi
Manajemen nutrisi
Bantuan pengurangan berat badan

3
Risiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan
Kontrol berat badan
Manajemen nutrisi
Manajemen berat badan

Contoh penggunaan diagnosa:
Ketidaksembangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena factor biologi, psikologi dan ekonomi.
Batasan karakteristik:
Subjektif
Kram abdomen
Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
Melaporkan perubahan sensasi rasa
Melaporkan kurangnya makanan
Merasa kenyang segera setelh mengigesti makanan
Objektif
Tidak tertarik untuk makan
Kerapuhan kapiler
Diare dan/atau steatore
Adanya bukti kekurangan makanan
Kehilangan rambut yang berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang informasi, malinformasi
Kurangnya minat pada makanan
Miskonsepsi
Konjungtiva dan membrane mukosa pucat
Tonus otot buruk
Luka, rongga mulut inflamasi
Kelemahan otot yang dibutuhkn untuk menelan atau mengunyah
Contoh Kasus:
Ny. S masuk rumah sakit dengan keluhan lemah, mual dan muntah. Satu Minggu SMRS klien mengalami penurunan nafsu makan. Klien hanya makan bubur. 3 hari SMRS, klien menolak makan dan minum karena mual dan muntah. Saat ini mendapat terapi infuse Asering, obat injeksi Ranitidin 2x50 mg.
Hasil pengkajian yang dilakukan perawat N:
Data subjektif:
Klien mengatakan malas makan karena mual.
Klien mengatakan pagi muntah makanan yang dimakan saat sarapan.
Klien mengatakan nyeri saat perut ditekan
Data objektif:
Kondisi umum: lemah, compos mentis
TTV:   TD: 110/80 mmHg.   N: 64x/mnt.   S: 37,40C.      RR: 16x/mnt
TB: 157 cm, BB:52 kg (sebelum sakit) 43 kg (pemeriksaan H1MRS)
LLA: 22 cm
Pemeriksaan fisik:
Konjungtiva anemis, kulit kasar, kering. Kekuatan otot 3, Peristaltic 25x/mnt
Pemeriksaan lab:
Hb: 7,8 g/dl, Albumin: 2,5 g/dl
         
Data
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Rencana keperawatan
DS:
-          Klien mengatakan malas makan dan mengatakan muntah saat pagi setelah sarapan
-          Klien mengatakan nyeri saat perut ditekan
DO:
-          KU lemah
-          Konjungtiva anemis
-          Kulit kasar, kering
-          Hb: 7,8 (N: 11-14)
-          Alb: 2,5 (3,5-5)
-          LLA 22 cm (N: ±28,5)
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena factor biologi, psikologi dan ekonomi.
·         Status nutrisi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.S selama 3x24 jam diharapkan:
# asupan nutrisi, makanan dan cairan cukup
# pengukuran biokimia (Hb, Alb) dalam batas normal
# berat badan mengalami sedikit peningkatan
·         Status nutrisi: Makanan dan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.S selama 3x24 jam diharapkan:
# asupan makanan adekuat sedang
# asupan TPN adekuat total
# asupan cairan adekuat total

Bantuan peningkatan berat badan
-          Monitor mual dan muntah
-          Mengelola pengobatan mual
-          Monitor asupan kalori harian
-          Monitor albumin
-          Sediakan makanan yang sesuai : TPN
Managemen nutrisi
-          Berikan makanan dengan kandungan nutrisi cukup
-          Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang diet yang tepat


Referensi
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
NANDA. Nursing Diagnosis: Definitions & Classification. 2005. USA
Marion, Johnson and Meridean Maas. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Missouri: Mosby,Inc
Dochterman, J.M., and Gloria M Bulechek. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Missouri: Mosby, Inc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar