Kamis, 10 Oktober 2013

THYPOID DAN ASKEP THYPOID



Posted by : Intan Nur K
Akper Yappi....Just Do Care
Oleh : Siti Rofiatun Rosida, SKep.
DEMAM TYPHOID
. DEFINISI
         Adalah penyakit infeksi akut usus halus dimana disfungsi kandung empedu merupakan predisposisi untuk terjadinya carrier
         Carrier : orang yang sembuh dari thypoid & masih terus mengekskresi S. typhi dalam tinja dan air kencing selama ≥ 1 tahun
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara fecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
B. DISTRIBUSI
1. Geografi
  Banyak dijumpai di negara-negara berkembang , daerah tropis, karena kurang penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan & kebersihan individu kurang baik
2. Musim
  Tinggi kasus pada musim hujan, tinggi musim peralihan, tinggi musim kemarau, tidak dipengaruhi musim dan iklim
3. Jenis Kelamin
  Tidak ada perbedaan insiden antara pria dan wanita
4. Umur
  Insiden tertinggi pada anak-anak
  Umur 12 ke bawah   : 70 – 80 %
  Umur 12 – 30 th                    : 10 – 2 %
  Umur 30 – 40 th                    : 5 – 10 %
A. ETIOLOGI
         Penyebab demam typhoid/para typhoid adalah : S. typhi, S. paratyphi A & S. paratyphi B
  ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
  Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
.





.

.
MANIFESTASI KLINIK
1.Masa tunas demam 10 – 14 hari (minggu I), muncul gejala :
  1. Demam
  2. Nyeri kepala
  3. Pusing
  4. Nyeri otot
  5. Anoreksia
  6. Mual, muntah
  7. Obstipasi/diare
  8. Dyspepsia
  9. Batuk
  10. Epistaksis/mimisan
2. Minggu II
        Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa :
a. demam,
b. bradikardi,
c. lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
d. hepatomegali,
e. penurunan kesadaran
KOMPLIKASI
Komplikasi Intestinal :
  Perdarahan usus
  Perforasi usus
  Neuroparalitik
  Komplikasi ekstra intestinal

=>Komplikasi ekstra intestinal
  Cardiovaskuler          : miokarditis, tombosis & tromboflebitis
  Darah             : aneia hemolitik, trombositipenia
  Paru                : Premonia, empiema & pluritis
  Hepar & kandung empedu : hepatitis & kelesistitis
  Ginjal              : glomerulonefritis, pielonefritis & perinefritis
  Bone               : osteomielitis, periostitis, spondilitis, & artritis
  Neuropsikiatnik         : delium, meningismus, meningitis, psikosis
E. Pemeriksaan Penunjang
     Pemeriksaan Laboratorium :
Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid.

=>Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
  Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
  Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
  Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
=>Pemeriksaan SGOT DAN SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
PENGOBATAN
1. Perawatan  : isolasi, bedrest total selama 7 hr atau ± 14 hr
2. Diet :
  Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
  Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
  Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
  Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3. Obat            : kloram Fenikol, Kontrimoxazol, Ampicilline, amoxicilline

A. Pengkajian
  Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
  Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
  Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
  Riwayat Psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
  Pola Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme :
  Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.
Pola istirahat dan tidur
  Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.
  Pemeriksaan Fisik………….
Pemeriksaan Fisik :
  Kesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
  Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kaki
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi),
disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.
Demam
         Pada kasus yang khas, demam dapat berlangsung 3 minggu. Demam bersifat febris remitten dan suhu yang tidak terlalu tinggi
         Pada minggu pertama : suhu tubuh naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari.
         Pada minggu ke 2 : demam masih berlangsung
Pada munggu ke 3 : suhu berangsur-angsur turun dan akhirnya normal kembali

=>Diagnosa Keperwatan 1 :
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
  Observasi suhu tubuh klien
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
  Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
  Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun
Rasional : menjaga kebersihan badan
  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
=>Diagnosa Keperawatan 2. :
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
  Kaji pola nutrisi klien
Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
  Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.
  Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
  Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan yang dianjurkan dan yang tidak boleh dikonsumsi.
=>Diagnosa Keperawatan 3 :
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
  Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
  Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.
  Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.
  Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat
Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya
  Gangguan aktivitas dan istirahat s/d pembatasan aktivitas (keharusan bedrest)
Intervensi :
         Anjurkan pasien untuk bedrest total sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal
         Informasikan kepada pasien, boleh duduk setelah suhu normal
         Jika setelah 2 minggu tidak panas lagi, pasien boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan
         Batasi aktifitas selama bedrest
         Penuhi kebutuhan personal higiene selama pasien bedrest
         Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan eleminasi
  1. Kurang pengetahuan s/d keterbatasan informasi yang di miliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar