by : intan nur k
MAKALAH
KONSEP
FISIOLOGI TANDA VITAL
Disusun oleh :
1. Arum
Mawarni 6. Siti Aminah
2. Fitri Erawati 7. Sri Rahayu
3. Fitria Souwakil 8. Sulastri B
4. Ginanjar 9. Susilo
Wati A
5. Intan Nur Khasanah 10. Triwik Kadarwati
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
TAHUN 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tanda Vital
Pengertian
Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesiadanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu
tubuh, dan frekuensipernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting
bagi fungsi tubuh.Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai
indikasi adanyakegiatan organ-organ di dalam tubuh. Misal suhu tubuh meningkat
berarti ada metabolisme yang terjadi dalamtubuh atau sebagai respon imun
tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadimeningkat maka pasti ada
perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.Pengkajian/pemeriksaan
tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakanuntuk memantau perkembangan
pasien saat dirawat.
Tindakkan
ini bukan hanya sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan
pengawasan terhadapperubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada
prinsipnya pemeriksaantanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan
yang lainya. Tingkatfrekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat
pada pasien dengankegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak
mengalami kegawatdaruratan/kritis.1.2 Persiapan Alat Secara UmumAlat-alat yang
harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:
1.
Sfigmomanometer (tensimeter)
2. Model
air raksa atau jarum
3. Arloji
(jam tangan)
4.
Thermometer (pengukur suhu).
5.
Stetoscop . Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari: Pengukuran suhu,
Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan tekanan darah.
B. Tinjauan Teoritis
Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya
panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara
lain berasal dari :
1.
Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
2.
Olahraga
3.
Shivering atau kontraksi otot skeletal
4. Peningkatan
produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler )
5. Proses
penyakit infeksi
6.
Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau
dari rangsangan langsung simpatetik).
a. Sedangkan hilangnya panas tubuh
terjadi melalui beberapa proses yaitu :
1. Radiasi
adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak
langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka
2.
Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui
kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es
3.
Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara,
misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
4.
Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan,
misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan
pengeluaran panas tubuhSuhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi
lingkungan. Halini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu 34.
melalui
negatiffeedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhuyang utama
adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukankonsentrasi sodium dan
kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitarHipotalamus posterior.
Variasi
suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celciusdari normal ( 1.4 F )
b. Faktor- Faktor yang mempengaruhi
Suhu Tubuh yaitu antara lain :
1. Umur : Anak- anak mempunyai suhu
yang lebih labil dari pada orang dewasa.
- Bayi baru lahir 36,1 – 37,7
- 2 tahun 37,2 98,9
- 12 tahun 37- 98,6
- Dewasa 36- 96,8
2. Aktifitas tubuh Aktifitas otot
dan proses pencernaan sangat.
Pada pagi
hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah. sedangkan sore hari sekitar
jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi. perubahan suhu berkisar antara 1.1 – 1.6
C ( 2 – 3 F ).
3. Jenis Kelamin wanita lebih
efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini disebabkan
karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya
progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 – 0.5 C
(0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic
Rate 4.
c. Faktor yang Mempengaruhi Suhu
Tubuh manusia dapat di uraikan Sebagai berikut :
1. Kecepatan metabolisme basal.
Kecepatan metabolisme basal tiap
individu berbeda-beda. Hal ini memberi
dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda
pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan
laju
metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan
saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping
itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam
jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah
produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi 4 hal :
§ Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
§ Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
§ Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
§ Perubahan emosi Emosi yang meningkat akan menambah kadar
Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi
naik.
3. Faktor Internal dan Eksternal Mempengaruhi
Suhu Tubuh
Perubahan
Eksternal meliputi perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi,
radiasi, konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.
Faktor
Internal seperti Makanan, minuman, rokok, dan lavemen Makanan dapat merubah
suhu oral, misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6
F).
4. menghasilkan energi termal
Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C. Gangguan organ Kerusakan organ
seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme
regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saat terjadi infeksi dapat merangsang
peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang
sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
d. Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran Suhu Tubuh Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan
dibeberapa tempat yaitu dimulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan
telinga ( auricular ) Masing-masing tempat mempunyai variasi suhu yang
berlainan.
-Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F)
-suhu aksila lebih rendah 0.6C (1 F). Pemeriksaan Suhu
Aksila dengan Termometer Air Raksa Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah
dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada : Anak, Pasien
dengan radang mulut, Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat
bantu napas.
-Alat dan Bahan
1. Steptoskop
2. Tensi Meter
3. Termometer
4. cairan densifektan
5. kasa/kapas
6. Arloji
7. Alat tulis
8. Sarung tangan
9. Vaselin
e.
Prosedur Pemeriksaan Suhu
-Pemeriksaan
Suhu Oral
1.
Jelaskan prosedur kepada klien
2.
Cuci tangan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Atur posisi pasien
5.
Tentukan letak bawah lidah
6.
Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7.
Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8.
Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
9.
Angkat termometer dan baca hasilnya
10.
Catatatan hasil
11.
Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12.
Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
-Pemeriksaan
suhu aksila
1.
Jelaskan prosedur kepada klien
2.
Cuci tangan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Atur posisi pasien
5.
Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissue
6.
Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7.
Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada
(mendekap dada)
8.
Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
9.
Catat hasil
10.
Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
11.
Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
12.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2.2.3.4
-
Pemeriksaan Suhu Rektal
1.
Jelaskan prosedur kepada klien
2.
Cuci tangan
3.
Gunakan sarung tangan
4.
Atur posisi pasien dengan posisi miring
5.
Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
6.
Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
7.
Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
8.
Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam
rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu
9.
Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
10.
Catat hasil
11.
Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12.
Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan
keringkan.
13.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
f.
Prosedur Pemeriksaan Pernapasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator
untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbanganasam basa.
Tujuannya Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman
pernapasan.
-
Alat dan bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan
3. Pena
- Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia
coba).
4. Hitung frekuensi dan irama
pernapasan.
5. Catat hasil.
6. Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan.
g. Pemeriksaan Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat
diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yangmenggunakan kanula
atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan
manometer.
-Alat
dan Bahan
1. pompa udara dari karet
2.
sekrup pembuka dan penutup
2.
Stetoskop
3.
Buku catatan tanda vital
4.
Pena
-
Prosedur kerja
1.
Jelaskan prosedur pada klien.
2.
Cuci tangan.
3.
Atur posisi pasien (manusia coba)
4.
Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5.
Lengan baju di buka.
6.
Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat ¬maupun terlalu longgar)
7.
Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8.
Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9.
Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis
tidak teraba.
10.
Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis.
11.
kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12.
Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
13.
Catat hasil.
14.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
h. Pemeriksaan Denyut Nadi
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistemkardiovaskular.
Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteriradialis pada pergelangan
tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam,arteri karotis pada leher,
arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,dan pada arteri
frontalis pada bayi.
Tujuannya adalah untuk Mengetahui
denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan) serta untuk menilai kemampuan
fungsi kardiovaskular.
-
Alat dan Bahan
1.
Arloji (jam) atau stop-watch
2.
Buku catatan nadi
3.
Pena
-
Prosedur kerja
1.
Jelaskan prosedur pada klien
2.
Cuci tangan.
3.
Atur posisi pasien (manusia coba).
4.
Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5.
Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
6.
Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama,
dan kekuatan denyutan. 13
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tanda
vital mempunyai nilai yang sangat penting bagifungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital maka mempunyai arti sebagaiindikasi adanya kegiatan organ-organ di
dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas
danhilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh
antara lain berasal dari :
a.
Metabolisme dari tubuh
b.
Shivering atau kontraksi otot skelet
c.
Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
d.
Proses penyakit infeksi
e.
Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau
dari rangsangan langsung simpatetik )
B.
Saran
Demikianlah
yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya
pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis
khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
*SELAMAT MEMEBACA N MENG-COPY PASTE = SEMOGA BERMANFAAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar