Posted By : Intan Nur K
Dosen : Muh
Sowwam,S.kep.,Ns
ASKEP FLU BURUNG
Definisi FLU BURUNG
-
FLU burung atau flu unggas ( bird flu,
avian influenza ) adalah penyakit flu yang disebabkan oleh virus yang
terdapat pada burung liar atau unggas.
-
Penyebab FLU BURUNG adalah Virus Influenza
tipe A
-
Virus Influenza termasuk family
Orthomyxoviridae
-
Virus Influenza tipe A dapat berubah-ubah
bentuk (Drift or Shift) dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi
Penyebab FLU BURUNG
-
Virus flu burung hidup didalam saluran
pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran secara oral
atau saluran pernafasan.
-
Tipe Virus Influenza: Tipe A, B dan C
-
Virus Tipe A terdiri beberapa strain H1N1,
H3N2, H5N1, H7N7, H9N2
-
Penyebabnya Highly Pothogenic Avian
Influenza Viruse, strain H5N1
Berdasarkan
sub tipenya terdiri :
-
H: Hemaglutinin dan N: Neuramidase
-
Kedua huruf tersebut digunakan sebagai
identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.
-
Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1,
H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2 dan H7N7
-
Sedang pada binatang H1-H5 dan N1-N98
-
Strain yang sangat virulens dan ganas dan
menyebabkan Flu Burung adalah Sub tipe A H5N1.
Tidak semua virus pada binatang dapat
menyerang manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi
atau high-pathogenic avian influenza --dan dapat menginfeksi manusia ( zoonosis
)-- adalah tipe H5N1 dan H9N2
-
Virus dapat bertahan hidup dalam air selama
4 hari pada suhu 22 oC atau lebih 30 hari pada 0 oC
-
Virus
akan mati pada pemanasan 60 oC selama 30
menit atau 56 oC selama 3 jam dengan detergent / desinfectant seperti formalin
dsb
EPIDEMIOLOGI
Ada dua bentuk infeksi yang terjadi
akibat virus flu burung ini pada unggas :
-
low
pathogenic : Gejala yang terjadi pada low pathogenic kadang tidak dapat diteksi
dan biasanya hanya menyebabkan gejala ringan seperti bulu yang kusut serta
produksi telur yang menurun.
-
extremes
pathogenic : dapat menyebar lebih cepat melalui kawanan unggas, serta dapat
menyebabkan kerusakan pada beberapa organ sehingga menyebabkan kematian yang
dapat mencapai 90 hingga 100 persen, dalam waktu empat puluh delapan jam.
EPIDEMIOLOGI
-
Prevalensi nasional pernah mendengar flu burung : 64,7%
-
Konfirmasi
Laboraturium Nasional Badan Litbangkes Depkes (Juli 2005-23Februari 2006) Jumlah kasus konfirmasi flu burung Laboratorium Nasional:
28 kasus, 20 di antaranya meninggal
-
Konfirmasi
Laboratorium WHO Reference (Juli 2005-23 Februari 2006)
= Jumlah
kasus yang dikonfirmasi sebanyak 27. 19 diantaranya meninggal (CFR 70,3%).
= Dalam
jumlah kasus yang dikonfirmasi AI, Indonesia menempati urutan ke 2 di dunia.
Pada urutan pertama adalah Vietnam dengan jumlah kasus 93.
= Untuk
jumlah cluster AI dalam keluarga (family cluster), Indonesia memiliki jumlah
terbesar, sebanyak 5 cluster.
= Menurut jenis kelamin, 59,2% (16 kasus) adalah
laki-laki, dan 40,8% (11 kasus) perempuan.
= 5
Propinsi memiliki kasus AI (dikonfirmasi) pada manusia, yaitu Banten, DKI
Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, pada 14 kabupaten .
= Propinsi
Jawa Barat memiliki jumlah kasus terbanyak, 10 orang dengan 8 diantaranya
meninggal.
= DKI
Jakarta pada urutan berikutnya dengan 9 kasus, 8 diantaranya meninggal.
= Banten,
memiliki 4 kasus, 3 diantaranya meninggal
= Indonesia
menempati urutan ke 2 dunia untuk angka fatalitas kasus (Case Fatality Rate),
yaitu sebesar 70,3% (dari 27 kasus, 19 meninggal).
= Kamboja
menempati urutan pertama dengan CFR 100%, RRC di urutan 3 dengan CFR 66,6%
(dari 12 kasus, 8 meninggal),
= Thailand
di urutan 4 dengan CFR 63,6% (dari 22 kasus, 14 meninggal),
= Vietnam
di urutan 5 dengan CFR 45,16% (dari 93 kasus, 42 meninggal),
= Turki
di urutan 6 dengan
CFR 33,3% (dari 12 kasus, 4 meninggal).
Penyakit flu burung memiliki angka kematian
tinggi, disebabkan karakteristik virus H5N1
yang sangat ganas, hingga disebut highly pathogenic, cepat merusak organ dalam
(terutama paru-paru), cepat berkembang dan menular pada unggas, dapat terjadi
mutasi adaptif dan reasortment, serta mudah resisten terhadap obat anti viral
Gejala FLU BURUNG
-
Gejala pada UNGGAS
= Jengger berwarna biru
= Borok di kaki
= Kematian mendadak
-
Gejala
pada MANUSIA
= Demam
(suhu badan diatas 38 oC)
= Batuk
dan nyeri tenggorokan
= Radang
saluran pernafasan atas
= Pneumonia
= Infeksi
mata
= Nyeri
otot
-
Masa Inkubasi
= Pada Unggas: 1 minggu
= Pada Manusia: 1-3 hari
DEFINISI KASUS FLU BURUNG
1. Suspect Cases
Adalah
Seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38 oC),
batuk dan sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaa:
-
Seminggu terakhir mengunjungi peternakan
yang sedang berjangkit KLB Flu Burung
-
Kontak dengan kasus konfirmasi flu burung
dalam masa penularan
-
Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang
memproses specimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Probable Cases
Adalah
suspect case disertai salah satu keadaan:
-
Bukti laboratorium terbatas yang mengarah
kepada virus influenza A (H5N1)
-
Dalam waktu singkat berlanjut menjadi
pneumonial gagal pernafasan/meninggal
-
Terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. Confirmation Cases
Adalah
suspect case atau probable didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan
laboratorium:
-
Kultus virus influenza H5N1 positif
-
PCR influenza (H5) positif
-
Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4
kali
Gejala Klinis Flu Burung Pada Manusia?
-
Sama seperti flu biasa, penderita akan
mengalami demam tinggi, sekitar 40 0 C, batuk-batuk, tenggorokan
sakit, badan lemas, hidung beringus, pegal linu, pusing, peradangan selaput
mata( mata memerah ). Gejala lain seperti mencret dan muntah seringkali juga
terjadi, terutama pada anak-anak.
-
Dalam waktu singkat penyakit ini dapat
menjadi lebih berat berupa peradangan di Paru-paru (Pneumonia) dan dapat
menyebabkan kematian.
-
Untuk memastikan apakah Anda menderita flu biasa
atau flu burung harus melalui pemeriksaan darah.
-
Kemampuan Virus flu burung adalah
membangkitkan hampir seluruh respon “bunuh diri” dalam sistem imunitas tubuh
manusia.
-
Semakin banyak virus yang terreplikasi
semakin banyak pula sitoksin-sitoksin protein yang memicu untuk peningkatan
respon imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi
tubuh
-
Sitoksin yang membanjiri aliran darah,
karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan-jaringan dalam
tubuh efek bunuh diri
Bagaimana Penularannya Pada Manusia?
-
Penularan dari unggas ke manusia terjadi
bila kita melakukan kontak langsung ( misalnya, memelihara atau menyembelih )
dan tinggal di sekitar unggas hidup yang terinfeksi penyakit ini. Unggas yang
terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian
mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh
manusia atau binatang lainnya.
-
Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi
virus ini adalah tidak melakukan kontak dengan unggas hidup dimana wabah flu
burung sedang merebak. Kelompok profesi yang berisiko terinfeksi virus
influenza burung adalah para pekerja di peternakan ayam, pasar burung dan
rumah potong ayam. anda juga dianjurkan segera mencuci tangan setelah
melakukan kontak dengan ayam, burung atau jenis unggas lainnya.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis flu burung dibuktikan dengan :
Diagnosis flu burung dibuktikan dengan :
-
Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase
Chain Reaction) untuk H5.
-
Biakan dan identifikasi virus Influenza A
subtipe H5N1.
-
Uji Serologi :
*Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari
spesimen konvalesen dibandingkan dengan spesimen akut ( diambil <7 hari
setelah awitan gejala penyakit), dan titer antibodi netralisasi konvalesen
harus pula >1/80.
*Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang
diambil pada hari ke >14 setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil
positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau
western blot spesifik H5 positif.
2. Pemeriksaan Hematologi
Umumnya ditemukan leukopeni, limfositopeni dan trombositopeni.
3.Pemeriksaan Kimia darah
penurunan albumin, peningkatan SGOT dan SGPT,
peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan Kreatin Kinase, Analisis Gas Darah
dapat normal atau abnormal. Kelainan laboratorium sesuai dengan perjalanan
penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan foto toraks PA dan Lateral
menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.
5. Pemeriksaan Post Mortem
Pada pasien yang meninggal sebelum diagnosis
flu burung tertegakkan, dianjurkan untuk mengambil sediaan postmortem dengan
jalan biopsi pada mayat (necropsi), specimen dikirim untuk pemeriksaan patologi
anatomi dan PCR.
Pencegahan Flu Burung
-
Setiap
orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang)
-
Bahan
yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan
baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
-
Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan
harus dicuci dengan desinfektan
-
Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari
lokasi peternakan
-
Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak
pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada
suhu 64°C selama 5 menit.
-
Melaksanakan
kebersihan lingkungan.
-
Melakukan
kebersihan diri.
PENGOBATAN
-
Belum ada Pengobatan yang efektif untuk flu burung. Saat ini pengobatan anti virus belum
menunjukkan efikasi tinggi
-
obat simptomatis untuk meredakan gejala yang menyertai
penyakit flu tersebut seperti demam, batuk atau pusing. tetapi tidak mengobati
penyakitnya.
-
Penderita sebaiknya banyak minum dan beristirahat dan
mengkonsumsi makanan bergizi, untuk meningkatkan ketahanan tubuh
Terapi
Obat
-
Pengobatan
bagi penderita Flu Burung:
= Oksigenasi
bila terdapat sesak napas
= Hidrasi
dengan pemberian cairan parenteral (infus)
= Pemberian
obat anti virus Oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. Anti replikasi
neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir
= Amantadin
diberikan pada awal infeksi. Segera dalam 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan
dosis 5 mg/bb dibagi dalam 2 dosis
- antiviral sebaiknya diberikan pada awal
infeksi yakni pada 48 jam pertama. Adapun pilihan obat :
1. Penghambat M2 : a. Amantadin (symadine), b.
Rimantidin (flu madine).
Dengan dosis 2x/hari 100 mg atau 5 mg/kgBB selama 3-5
hari.
2. Penghambatan neuramidase (WHO) :
a.
Zanamivir (relenza),
b. Oseltamivir
(tami flu). Dengan dosis 2x75 mg selama 1 minggu.
- Departemen Kesehatan RI dalam pedomannya:
1. Pada kasus suspek flu burung diberikan
Oseltamivir 2x75 mg 5 hari, simptomatik dan antibiotik jika ada indikasi.
2. Pada kasus probable flu burung diberikan
Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari, antibiotic spectrum luas yang mencakup kuman
tipik dan atipikal, dan steroid jika perlu seperti pada kasus pneumonia berat,
ARDS. Respiratory care di ICU sesuai indikasi.
3. Sebagai profilaksis, bagi mereka yang beresiko
tinggi, digunakan Oseltamivir dengan dosis 75 mg sekali sehari selama lebih
dari 7 hari (hingga 6 minggu).
PENATALAKSANAAN
di ruang rawat inap Klinis
1.
Perhatikan :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu).
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen dengan alat pulse oxymetry.
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu).
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen dengan alat pulse oxymetry.
2.
Terapi suportif : terapi oksigen, terapi
cairan, dll.
Cara Aman Mengkonsumsi Daging Unggas (
Ayam, Itik, Burung, dll ) Bagi Konsumen.
-
Ayam (hasil peternakan lainnya) yang
dibekukan tidak berbahaya bagi manusia terutama bila dimasak diatas suhu 70 0
C, cucilah telur sebelum disimpan atau digunakan.
-
Biasakan untuk selalu mencuci tangan
setelah memegang unggas atau produknya.
-
Talenan kayu (cutting board/ alas memotong
daging) sebaiknya dicuci dengan larutan pemutih/bleach solution (agar kuman
mati) dan hanya digunakan untuk daging, tidak dipakai juga untuk alas memotong
sayuran, buah atau lainnya.
Kelompok
yang Rentan terinfeksi
-
Terutama menyerang anak-anak di bawah usia
12 tahun. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak. Hal
ini disebabkan sistem kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat.
-
CFR (Case Fatality Rate): 76%
PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin dan
penanggung jawab.
2.
Riwayat kesehatan sekarang
Data yang mungkin ditemukan demam (suhu> 37oC), sesak napas, sakit
tenggorokan, batuk, pilek, diare
3.
Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah ada riwayat sakit paru-paru atau tidak.
4.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
5.
Riwayat perjalanan
Dalam waktu 7 hari sebelumnya apakah melakukan kunjungan ke daerah atau
bertempat tinggal di wilayah yang terjangkit flu burung, mengkonsumsi unggas
sakit, kontak dengan unggas / orang yang positif flu burung.
6.
Kondisi lingkungan rumah
Dekat dengan pemeliharaan unggas dan memelihara unggas.
7.
Pola fungsi keperawatan
-
Aktivitas istirahat: lelah, tidak bertenaga.
-
Sirkulasi: sirkulasi O2 < 95%, sianosis,
-
Eliminasi: diare, bising usus hiperaktif,
karakteristik feces encer, defekasi > 3x/hari.
-
Nyeri atau ketidaknyamanan: nyeri otot, sakit
pada mata, konjungtivitis.
-
Respirasi: sesak napas, ronchi, penggunaan
otot bantu napas, takipnea, RR > 20x/menit, batuk berdahak.
-
Psikososial: gelisah, cemas.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
obstruksi jalan napas ditandai dengan dispnea, saat diaskultasi terdengar
ronci, klien mengeluh batuk berdahak.
2.
Hipertermia b/d proses penyakit ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh 37,50C, akral teraba panas, takipnea.
3.
Pola napas tidak efektif b/d hiperventilasi
ditandai dengan takipnea, kilen tampak menggunakan otot bantu pernafasan
,RR> 20 x /menit.
4.
Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membran
kapiler alveolar ditandai dengan dispnea, pemeriksaaan AGD abnormal, saturasi
oksigen <95%.
5.
Diare berhubungan dengan proses infeksi
ditandai dengan bising usus hiperaktif, karakteristik feces encer, defekasi
> 3kali perhari.
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan klien
mengeluh
7. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan iritasi virus ditandai
dengan konjungtivitis, klien mengeluh sakit mata.
8. Resiko cedera berhubungan dengan fungsi regulatori terganggu
9. Kelelahan berhubungan dengan stadium penyakit ditandai dengan klien tampak
lelah,
10. Ansietas berhubungan dengan terpapar lingkungan ditandai dengan pasien
tampak gelisah dan tampak cemas
11. PK infeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar