Selasa, 08 Oktober 2013

MAKALAH KONSEP FISIOLOGI TANDA VITAL




MAKALAH
KONSEP FISIOLOGI TANDA VITAL






Disusun oleh :
1.   Arum Mawarni                      6. Siti Aminah
2.   Fitri Erawati                            7. Sri Rahayu
3.   Fitria Souwakil                       8. Sulastri B
4.   Ginanjar                                    9. Susilo Wati A
5.   Intan Nur Khasanah                10. Triwik Kadarwati




KEMENTRIAN KESEHATAN RI
AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN



BAB II
PEMBAHASAN
   A.    Pengertian Tanda Vital
Pengertian Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesiadanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan frekuensipernafasan. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagai indikasi adanyakegiatan organ-organ di dalam tubuh. Misal suhu tubuh meningkat berarti ada metabolisme yang terjadi dalamtubuh atau sebagai respon imun tehadap bakteri dan virus. atau jika denyut nadimeningkat maka pasti ada perubahan pada sisitem kardiovaskuler dan seterusnya.Pengkajian/pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakanuntuk memantau perkembangan pasien saat dirawat.
Tindakkan ini bukan hanya sekedar rutinitas perawat tetapi merupakkan tindakkan pengawasan terhadapperubahan/gangguan sistem tubuh selama dirawat. Pada prinsipnya pemeriksaantanda vital tidak selalu sama antara pasien satu dengan yang lainya. Tingkatfrekuensi pengukuran akan lebih sering atau lebih ketat pada pasien dengankegawat daruratan di banding dengan pasien yang tidak mengalami kegawatdaruratan/kritis.1.2 Persiapan Alat Secara UmumAlat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan:
1. Sfigmomanometer (tensimeter)
2. Model air raksa atau jarum
3. Arloji (jam tangan)
4. Thermometer (pengukur suhu).
5. Stetoscop . Tahap memulai tindakkan dapat dimulai dari: Pengukuran suhu, Pemeriksaan denyut nadi, Pemeriksaan pernafasan, Pemeriksaan tekanan darah.

B. Tinjauan Teoritis
Suhu Tubuh Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :
1. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )
2. Olahraga
3. Shivering atau kontraksi otot skeletal
4. Peningkatan produksi hormon tiroksin (meningkatkan metabolisme seluler )
5. Proses penyakit infeksi
6. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik).

a. Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :
1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka
2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es
3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat
4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuhSuhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Halini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu 34.
melalui negatiffeedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhuyang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukankonsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitarHipotalamus posterior.
Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celciusdari normal ( 1.4 F )

b. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain :
1. Umur : Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.
  - Bayi baru lahir 36,1 – 37,7
  - 2 tahun 37,2 98,9
  - 12 tahun 37- 98,6
  - Dewasa 36- 96,8
2. Aktifitas tubuh Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat.
Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah. sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi. perubahan suhu berkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ).
3. Jenis Kelamin wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate 4.

c. Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan Sebagai berikut :
1. Kecepatan metabolisme basal.
            Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi
dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju
metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi 4 hal :
§ Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
§ Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
§ Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
§ Perubahan emosi Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

         3. Faktor Internal dan Eksternal Mempengaruhi Suhu Tubuh
Perubahan Eksternal meliputi perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh.
Faktor Internal seperti Makanan, minuman, rokok, dan lavemen Makanan dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F).


4.      menghasilkan energi termal
Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
d. Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran Suhu Tubuh Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu dimulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) Masing-masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan.
-Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F)
-suhu aksila lebih rendah 0.6C (1 F). Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada : Anak, Pasien dengan radang mulut, Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas.
-Alat dan Bahan
1. Steptoskop
2. Tensi Meter
3. Termometer
4. cairan densifektan
5. kasa/kapas
6. Arloji
7. Alat tulis
8. Sarung tangan
9. Vaselin

e. Prosedur Pemeriksaan Suhu
-Pemeriksaan Suhu Oral
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
9. Angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catatatan hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

-Pemeriksaan suhu aksila
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada)
8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
9. Catat hasil
10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 2.2.3.4
- Pemeriksaan Suhu Rektal
1. Jelaskan prosedur kepada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien dengan posisi miring
5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi berubah posisi dan ukur suhu
9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue 
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

f. Prosedur Pemeriksaan Pernapasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbanganasam basa.
Tujuannya Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
-          Alat dan bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan
3. Pena
      - Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. Catat hasil.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

g. Pemeriksaan Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu metode langsung: metode yangmenggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer.
-Alat dan Bahan
 1. pompa udara dari karet
2. sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital
4. Pena

- Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba)
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat ¬maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis.
11. kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
13. Catat hasil.
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

h. Pemeriksaan Denyut Nadi
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistemkardiovaskular. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteriradialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku bagian dalam,arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,dan pada arteri frontalis pada bayi.
Tujuannya adalah untuk Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan) serta untuk menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
- Alat dan Bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan nadi
3. Pena

- Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan. 13



BAB III
PENUTUP
   A.    Kesimpulan
Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting bagifungsi tubuh. Adanya perubahan tanda vital maka mempunyai arti sebagaiindikasi adanya kegiatan organ-organ di dalam tubuh. Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas danhilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :
a. Metabolisme dari tubuh
b. Shivering atau kontraksi otot skelet
c. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )
d. Proses penyakit infeksi
e. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

   B.     Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan da kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

*SELAMAT MEMEBACA N MENG-COPY PASTE = SEMOGA BERMANFAAT*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar