Kamis, 10 Oktober 2013

HEPATITIS C



Posted By : Intan Nur K
Akper Yappi Sragen....Just Do Care
Tuga bu Lituhayu
ð  Pengertian
Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian.
ð  Penyebab
Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif.  Virus ini merupakan anggota genushepacivirus dalam famili Flaviviridae.] Terdapat tujuh genotipe utama HCV.]
ð  Gejala dan Tanda
Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara, seperti :
- penurunan nafsu makan
- sakit kepala
- letih
- nyeri otot atau nyeri sendi
- menurunnya berat badan.]
Hanya sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus.] Infeksi ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.]
ð  Penularan Virus Hepatitis C
1.      Penggunaan narkoba suntik (IDU) dan Pembuatan Tato dengan Peralatan tidak Steril
Penggunaan narkoba suntik merupakan faktor risiko utama penularan virus hepatitis C di banyak negara di dunia.
2.      Pajanan terkait layanan kesehatan
Transfusi darah, produk darah, dan transplantasi organ tanpa penapisan HCV (Hepatitis C Virus) menimbulkan risiko yang tinggi terkena infeksi.
Orang yang tertusuk jarum suntik bekas pakai penderita HCV memiliki peluang 1,8% untuk tertular penyakit hepatitis C.] Risiko tersebut menjadi lebih tinggi jika jarum yang digunakan berlubang dan luka tusuk tersebut dalam.] Terdapat risiko paparan mukus ke darah; namun risiko tersebut rendah, dan tidak ada risiko jika pajanan darah tersebut terjadi pada kulit yang utuh.]
Peralatan rumah sakit juga dapat menularkan hepatitis C termasuk: penggunaan ulang jarum suntik dan spuit, vial obat yang digunakan berkali-kali, kantong infus, dan peralatan bedah yang tidak steril.] Standar yang buruk di fasilitas pelayanan kesehatan umum dan gigi menjadi penyebab utama penularan HCV di Mesir, negara dengan angka infeksi tertinggi di dunia.]
3.      Hubungan seksual
4.      Tindik di bagian tubuh
Tato juga dapat meningkatkan risiko penularan hepatitis C hingga dua atau tiga kali lipat.] Ini bisa disebabkan karena peralatan yang tidak steril atau karena tinta yang digunakan terkontaminasi virus.

5.      Kontak dengan darah
Benda perawatan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi, dan peralatan manikur atau pedikur dapat berkontak dengan darah. Penggunaan peralatan pribadi bersama-sama dengan orang lain berisiko menularkan HCV. Orang-orang harus waspada terhadap luka iris dan luka terbuka atau perdarahan lain.
 HCV tidak menular melalui kontak biasa, seperti berpelukan, berciuman, atau penggunaan bersama peralatan makan atau peralatan memasak

6.      Penularan dari ibu ke anak
Penularan hepatitis C dari ibu yang terinfeksi ke anaknya terjadi pada kurang dari 10% kehamilan.
Tidak ada bukti bahwa pemberian ASI menularkan HCV; namun, ibu yang terinfeksi harus menghindari pemberian ASI jika puting ibu mengalami pecah-pecah dan berdarah, atau jumlah virus dalam tubuhnya banyak.

ð  Pengobatan Bagi Penderita Hepatitis C
Orang yang terbukti mengalami kelainan hati karena infeksi HCV harus berobat. Pengobatan saat ini menggunakan kombinasi interferon pegilasi dan obat antivirus ribavirin selama 24 atau 48 minggu, bergantung pada tipe HCV. Hasilnya lebih baik pada 50–60% pasien yang diobati.
Kombinasi boceprevir atau telaprevir dengan ribavirin dan peginterferon alfa meningkatkan respons antivirus terhadap hepatitis C genotipe.
Efek samping pengobatan sering terjadi; setengah dari pasien yang diobati terserang gejala yang mirip flu, dan sepertiga dari mereka mengalami masalah emosional. Pengobatan yang dilakukan dalam enam bulan pertama akan lebih efektif daripada pengobatan yang dilakukan setelah hepatitis C menjadi kronis.
Jika seseorang mengalami infeksi baru dan virus belum dapat dihilangkan setelah delapan hingga dua belas minggu, pasien tersebut sebaiknya menjalani pengobatan interferon pegilasi selama 24 minggu.[  Bagi pasien dengan thalasemia (kelainan darah), ribavirin sepertinya dapat digunakan, namun meningkatkan kebutuhan akan transfusi.
Para ahli yang mendukung mengklaim terapi alternatif sebagai terapi yang bermanfaat pada hepatitis C termasuk milk thistle (silybum), ginseng, dan colloidal silver/perak koloid. Namun, belum ada terapi alternatif yang terbukti memberikan hasil yang lebih baik pada hepatitis C, dan tidak ada bukti bahwa terapi alternatif memberikan efek sedikitpun pada virus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar